Suara.com - Juru Bicara Presiden Johan Budi SP menyanggah tudingan Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang menyebut Presiden Joko Widodo mengundang buzzer-buzzer politik ke Istana Kepresidenan.
Beberapa waktu lalu Jokowi mengundang para pegiat media sosial untuk makan siang bersama dan berbincang-bincang di Istana.
"Bukan (buzzer), itu (pegiat medsos) banyak, ada sekitar 80 orang. Ya, itu hanya nitizen saja," kata Johan di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Menurut Johan, dalam pertemuan dengan para pegiat medsos, Kamis (24/8/2017) lalu, kepala negara berpesan agar para pegiat medsos tersebut lebih menyebarkan konten-konten positif dan menghindari ujaran kebencian di media sosial.
Baca Juga: Fadli Zon Bertemu Rizieq, Ini Tanggapan Din Syamsuddin
"Di situ Presiden menyampaikan imbauan untuk tidak saling memaki di media sosial kepada siapapun. Kemudian yang santun menggunakan media sosial," tandas dia.
Sebelumnya, Fadli Zon menuding para pegiat medsos yang diundang Jokowi beberapa kali ke Istana adalah buzzer-buzzer politik.
"Di tengah wabah hoax, hate speech, dan eksploitasi isu SARA di kalangan pengguna media sosial kita, mengumpulkan para buzzer pendukung pemerintah adalah bentuk komunikasi politik yang bermasalah dari seorang kepala negara," ujar kata Fadli Zon kepada wartawan dalam keterangan tertulis.
Menurut Fadli, sebagai kepala negara Jokowi tak boleh mengumpulkan para buzzer politik di Istana. Maka dari itu dia meminta Jokowi menghentikan kegiatan mengumpulkan para buzzer politik itu.
Baca Juga: Pengacara Bicara Soal Pertemuan Rizieq dan Fadli Zon di Mekkah