30 Tahun Hilang, Surat Matematikawan Kontroversial Ditemukan

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 30 Agustus 2017 | 13:12 WIB
30 Tahun Hilang, Surat Matematikawan Kontroversial Ditemukan
[Science Alert]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dinyatakan hilang tak tahu di mana rimbanya sejak 30 tahun silam, koleksi surat pribadi Matematikawan legendaris Alan Turing ditemukan di sebuah gudang tua universitasnya dulu.

Koleksi surat ilmuwan yang sukses memecahkan kode Enigma Nazi sehingga memperpendek masa Perang Dunia II itu, ditemukan secara tak sengaja di gudang Universitas Manchester, tempatnya dulu bekerja.

Sebanyak 148 lembar surat Alan yang pernah disingkirkan pemerintah Inggris pasca-PD II karena berorientasi homoseksual tersebut terbungkus map kertas di belakang lemari arsip lama universitas tersebut.

Baca Juga: Wali Kota Tegal Ditangkap, Ganjar: Sering-sering Saja KPK ke Sini

Banyak surat itu berisi balasan Alan terhadap surat dari dinas intelijen Kerajaan Inggris. Sementara satu surat berisi pernyataan Alan yang kontroversial dan baru kekinian terungkap: sang genius sangat membenci Amerika Serikat.

"Ketika kali pertama menemukan tumpukan surat itu, aku sempat tak percaya. Tapi, setelah diperiksa, kami yakin itu tulisan Alan,” kata insinyur komputer Jim Milies dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Manchester, seperti diberitakan Science Alert, Senin (28/8/2017).

MIlies mengatakan, ia bersama rekan-rekannya kerap berada di ruangan arsip tersebut untuk melakukan penelitian pustaka.

Namun, mereka selama ini tak menyangka terdapat surat-surat Matematikawan yang dianggap genius tak disadari terpampang di depan mata.

“Surat-surat itu ternyata dibuat Alan sejak tahun 1949 hingga kematiannya, yakni bulan Juni 1954. Tapi, tak ada yang membicarakan bagaimana dia secara ajaib bisa memecahkan mesin kode Enigma Nazi yang sangat sulit itu,” tuturnya.

Baca Juga: Namanya Dicatut Minta Dana, AJI Bandung Lapor Polda Jabar

Arsiparis Universitas Manchester, James Peters, menjelaskan selain surat berisi pernyataan pribadi, terdapat kertas korespondensi Alan ketika masih menjalani kehidupan akademik di universitas tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI