Suara.com - Pemerintah Sierra Leone, mengeluarkan peraturan kontroversial yakni melarang warganya jogging di jalan-jalan.
Di Sierra Leone, adalah hal yang biasa melihat sekelompok anak muda joging dan berjoget di jalan-jalan pada pagi hari akhir pekan.
Aktivitas itu lazim di kota-kota seluruh negeri. Joging sendiri adalah olah raga populer di negara Benua Afrika tersebut.
Ada kelompok anak muda yang joging dalam "keheningan" total. Sementara yang lain berjoging sembari bernyanyi dan bertepuk tangan. Terkadang, ada pula kendaraan yang keras-keras menyetel musik mengiringi pejoging.
Baca Juga: Mendagri Minta Peserta Pilpres, Pileg, Pilkada Tak Sebar Isu SARA
Joging, seperti laporan jurnalis The New York Times, Jaime Yaya Barry, yang dipublikasikan secara daring pada 27 Agustus 2017, merupakan aktivitas lumrah di Serra Leone sejak dekade-dekade lalu.
Tapi kekinian, mereka tak lagi bisa melakukan kegiatan seperti itu setelah pemerintah resmi mengeluarkan larangan joging di jalan-jalan pada akhir pekan. Pemerintah menilai, joging sebagai perilaku kriminal karena menganggu ketentraman publik.
Kepolisian Sierra Leone mengatakan, kebijakan itu diteken karena banyak pejoging yang melakukan aksi kriminal. Misalnya, "Mengancam pengguna jalan, menghina, menghadang laju kendaraan, memukul kendaraan, bahkan merampok pengguna jalan lain."
Inspektur Jenderal Kepolisian Sierra Leone, Francis Munu, dalam wawancara di stasiun radio setempat mengatakan banyak kriminal yang berlagak joging, padahal melakukan aksi kejahatan.
Baca Juga: First Travel Belum Selesai, Kini PT Azizi Dilaporkan Ke Bareskrim
"Mereka biasanya merampas telepon seluler pengguna jalan. Aksi-aksi seperti ini membuat resah publik," tutur Munu, membela kebijakan pelarangan joging tersebut.