Suara.com - Warga Jepang diselimuti rasa panik ketika Republik Demokrasi Rakyat Korea (Utara) melepaskan satu rudal balistik antarbenua, Hwasong-12, yang melewati kota Hokkaido, Selasa (29/8/2017).
Meski melewati kota tersebut, seperti dilansir The Guardian, rudal tersebut ternyata diledakkan di perairan Samudera Pasifik, 1.180 kilometer di timur Pulau Jepang.
Sistem peringatan dini rudal Jepang, J-Alert, sontak diaktifkan dan pemerintah negeri tersebut mengumumkan agar warganya mencari tempat perlindungan.
Kantor berita Jepang, Nippon Hōsō Kyōkai (NHK), menyatakan tidak ada perintah agar tentara bela diri mereka menembak jatuh rudal tersebut. Pemerintah Jepang juga menyatakan tidak menemukan puing-puing rudal tersebut di wilayah perairannya.
Sebelum jatuh ke laut, rudal tersebut terpecah menjadi tiga bagian. Dalam sejarah, penembakan rudal ke arah Jepang ini merupakan kali ketiga, setelah dua sebelumnya dilakukan pada tahun 1998 dan 2009.
"Penembakan rudal yang melewati wilayah kami adalah pelanggaran serius, dan mengancam keamanan dan perdamaian regional," tegas Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe kepada wartawan.
Abe lantas meminta dunia mendukung Jepang dan Amerika Serikat untuk meningkatkan tekanan kepada Korut setelah peristiwa tersebut.
"Kita harus menekan mereka agar tunduk pada keinginan serta koperatif komunitas internasional," tuturnya.
Sementara kepada warganya, Abe memastikan bakal melakukan cara apa pun untuk melindungi mereka seandainya Korut kembali melepaskan tembakan rudal ke arah Jepang.