Suara.com - Bangsa Indonesia banyak yang belum tahu bahwa 25 Agustus merupakan peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas). Pada tanggal tersebut, sekitar 67 tahun lalu, tepatnya di Kota Bandung, yaitu 25-30 Agustus 1950, Wakil Presiden RI, Mohammad Hatta membuka Kongres Perumahan Rakyat Sehat. Kongres tersebut sebenarnya merupakan tonggak sejarah kebijakan perumahan rakyat di Indonesia.
Atas komitmennya terhadap berbagai program perumahan, Mohammad Hatta pun kini ditetapkan sebagai Bapak Perumahan Indonesia.
Saat ini, di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pemerintah kembali mendorong pelaksanaan program perumahan untuk seluruh lapisan masyarakat melalui Program Satu Juta Rumah. Tingginya jumlah kebutuhan rumah masyarakat pun menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan secara bersama-sama oleh para pemangku kepentingan bidang perumahan, baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, pengembang, perbankan, dunia usaha dan masyarakat itu sendiri.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang diberikan tugas untuk melaksanakan Program Satu Juta Rumah pun terus berinovasi dengan membuat berbagai kebijakan dan program kerja di sektor perumahan dan infrastruktur. Kementerian PUPR pun menggandeng semua pihak untuk kembali mengingat akan pentingnya masalah perumahan bagi masyarakat.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menyatakan, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1), menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta memperoleh pelayanan kesehatan. Hal itu menunjukkan bahwa pemenuhan akan hunian yang layak merupakan hak dari setiap warga negara Indonesia.
“Sesuai dengan UUD' 45, semua orang berhak mendapatkan hunian yang layak untuk membina keluarga yang sejahtera. Kalau kita semua memiliki itikad baik mewujudkan hal itu, pasti bisa,” ujar Basuki, usai melakukan ziarah ke makam Bung Hatta di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Jumat (25/8/2017).
Ziarah tersebut merupakan rangkaian kegiatan dari peringatan Hapernas, yang dilaksanakan Kementerian PUPR bersama para pemangku kepentingan bidang perumahan.
Bersama dengan putri Bung Hatta, Meutia Hatta Swasono, Menteri PUPR beserta sejumlah pejabat dan pegawai di Kementerian PUPR melaksanakan doa bersama dan melakukan tabur bunga di makam Bung Hatta. Tak lupa, para petugas juga membacakan sejarah lahirnya Hari Perumahan Nasional di Indonesia.
Menurut Basuki, saat pelaksanaan Kongres Perumahan Rakyat Sehat, Bung Hatta mentargetkan masalah perumahan bagi masyarakat Indonesia yang seharusnya dapat diselesaikan dalam jangka waktu 50 tahun. Tapi kenyataannya hingga sekarang, selama 72 tahun Indonesia merdeka, masalah papan masih belum terselesaikan.
“Dari kebutuhan pokok masyarakat, yakni sandang, pangan, dan papan, saat ini baru kebutuhan sandang yang selesai. Pangan masih belum, papan apalagi, masih belum selesai,” imbuhnya.
Seluruh lapisan masyarakat, imbuh Basuki, sudah seharusnya meneladani jiwa kebersamaan Bung Hatta untuk terus berupaya menyelesaikan masalah perumahan secara bersama-sama. Sikap gotong-royong dan kebersamaan dan itikad baik itulah yang diinginkan oleh Bung Hatta. Menurutnya, itulah kunci utama dalam penyelesaian masalah papan, yang sebaiknya diselesaikan dengan itikad baik oleh semua stakeholder untuk bisa menyelesaikan masalah perumahan.
“Setiap tanggal 25 Agustus kita peringati sebagai Hapernas, yang menjadi pengingat pada cita-cita Bung Hatta yang belum terwujud. Inilah saatnya bagi kita semua, khususnya generasi muda dan seluruh pemangku kepentingan bidang perumahan untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita tersebut, yakni rumah yang layak huni bagi seluruh masyarakat,” tandasnya.
Sebagai upaya pemerintah untuk menggenjot pembangunan perumahan, kata Basuki, pemerintah kini mendorong pelaksanaan Program Satu Juta Rumah di Indonesia. Dukungan pemerintah terhadap program perumahan juga dapat dilihat dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke sejumlah lokasi pembangunan perumahan bersuibsidi bagi masyarakat yang berada di Pekanbaru dan Riau beberapa waktu lalu.
“Pemerintah pun terus menaikkan anggaran di sektor perumahan dalam subsidi perumahan maupun anggaran penyediaan perumahan bagi masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, putri Bung Hatta, Meutia Hatta Swasono mengungkapkan, pihaknya berterimakasih atas dukungan berbagai pihak atas gagasan Bung Hatta di sektor perumahan. Menurutnya, saat ini program-program perumahantelah berkembang dengan baik dan secara tidak langsung akan meningkatkan harkat dan martabat penghuninya.
“Kami juga berharap, Kementerian PUPR dapat mendorong kebiasaan masyarakat untuk merawat rumah sehingga dapat menciptakan lingkungan yang asri dan nyaman,” harapnya.
(** Artikel ini merupakan kerja sama Kementerian PUPR dan Suara.com)