Penyebab Kebakaran Padang Savana Gunung Rinjani Masih Diselidiki

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 24 Agustus 2017 | 00:31 WIB
Penyebab Kebakaran Padang Savana Gunung Rinjani Masih Diselidiki
Gunung Rinjani. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Padang savana di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dalam beberapa hari terakhir terbakar karena rerumputan yang sudah mengering terkena suhu panas.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) R Agus Budi Santosa di Mataram, mengatakan peristiwa kebakaran pertama kali terjadi pada Minggu (20/8/2017) sekitar pukul 16.00 Wita, dengan luas areal yang terbakar mencapai 9,7 hektare.

Lokasi kebakaran berada di sekitar jalur pendakian Sembalun, Kabupaten Lombok Timur atau pos 3 ke arah pos ekstra.

"Api berhasil dipadamkan oleh petugas pada Senin (21/8/2017), sekitar pukul 03.00 Wita," katanya, Rabu (23/8/2017).

Baca Juga: Gunung Rinjani Diusulkan Jadi "Unesco Global Geopark"

Ia mengatakan, kebakaran di kawasan padang rumput kembali terjadi pada Selasa (22/8/2017). Lokasi kebakaran tidak jauh dari peristiwa kebakaran yang terjadi sebelumnya.

Namun, luasan areal padang rumput yang terbakar pada hari kedua jauh lebih kecil dibandingkan peristiwa sebelumnya.

Penyebab kebakaran pada hari pertama, kata Budi, dicurigai bukan karena penyebab alam. Namun, untuk memastikan hal itu, pihaknya menunggu proses penyelidikan pihak kepolisian.

Begitu juga dengan peristiwa kebakaran yang kedua diduga masih ada hubungan dengan peristiwa sebelumnya. Bisa jadi karena masih ada bara api yang kemudian dibawa angin dan mengenai rumput kering sehingga timbul nyala api.

"Yang berhak memberikan keterangan kesimpulan penyebab kebakaran adalah polisi karena sudah ada oleh tempat kejadian perkara dan pengambilan keterangan," ujarnya.

Baca Juga: Tinggi Letusan Gunung Rinjani Hingga 3.500 Meter

Saat ini, kata dia, sebanyak 16 orang tim masih bersiaga di atas pegunungan. Mereka terdiri atas delapan orang petugas dari BNTGR, dan delapan orang lainnya berasal dari unsur masyarakat peduli api yang sudah dibekali bekal khusus melakukan pemadaman api.

Mereka mendirikan tenda dan menginap di sekitar lokasi kebakaran untuk memastikan bahwa tidak ada kebakaran susulan lagi.

"Jadi harus ditunggu lokasi kebakaran. Sebab, kita tidak tahu ada kayu yang sebelumnya terbakar dan sudah padam, tapi di dalamnya masih ada bara api. Jika itu diterbangkan angin kemudian mengenai rumput kering bisa terbakar lagi," ucapnya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI