Suara.com - Pemerintah Indonesia menandatangani sejumlah nota kesepahaman dengan Vietnam, salah satunya bidang pendidikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi memastikan tak ada nilai-nilai komunisme yang merupakan ideologi negara Vietnam yang masuk ke dalam kerjasama.
"Nggaklah, kan (Vietnam) komunis. Untuk yang itu nggak," kata Muhadjir Effendi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Muhadjir menyebutkan lima kerjasama di bidang pendidikan yang telah diteken perwakilan kedua negara yaitu tukar pengalaman dalam quality insurance, pertukaran pengalaman dalam kualitas guru dan pelajar, pertukaran kurikulum, pertukaran kebudayaan, serta kerjasama di bidang pengembangan laboratorium.
"Jadi lebih banyak benchmarking sesama anggota ASEAN. Saya sekarang kan President South East Asian Ministry of Education Association. Jadi nanti akan terkoneksi ke organisasi itu, Vietnam salah satu anggotanya," kata dia.
Bilateral
Presiden Joko Widodo menyebut pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong, di Istana Merdeka, berlangsung terbuka dan produktif. Pembahasan memfokuskan pada tiga isu utama, peningkatan kerjasama di bidang maritim dan perikanan, peningkatan kerjasama di bidang perdagangan dan investasi, serta membahas isu kawasan.
"Di bidang maritim dan perikanan, Indonesia dan Vietnam sepakat mempercepat proses perundingan dilimitasi batas zona ekonomi ekseklusif kedua negara. Di bidang perikanan kedua negara sepakat untuk menindaklanjuti usulan Indonesia bagi dicapainya sustainable fisheries dan kerjasama mengatasi Illegal Unreported and Unregulated Fishing," kata Jokowi dalam pernyataan pers bersama.
Terkait kerjasama perdagangan dan investasi, dalam tiga tahun terakhir nilai perdagangan kedua negara terus meningkat. Kedua pemimpin telah membahas berbagai langkah dan inisiatif baru agar target perdagangan sebesar 10 miliar dollar AS dapat dicapai.
"Sebagai negara kunci dan produsen utama lada serta karet di dunia, kita juga bersepakat untuk mengambil langkah konkrit dalam pengelolaan dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kualitas kedua komoditas tersebut," kata dia.
Sedangkan di bidang investasi, ia mengharapkan investor Indonesia di Vietnam mendapatkan perlindungan dan difasilitasi. Kedua pemimpin ini juga bertukar pikiran tentang kawasan, khususnya ASEAN yang memasuki usia ke-50, serta menekankan persatuan dan sentralitas ASEAN, pentingnya kerjasama mewujudkan visi masyarakat ASEAN tahun 2025.
"Kita juga menyambut baik kemajuan yang dicapai dalam kerangka code of conduct yang akan menjadi dasar yang kuat pengaturan norma konprehensif di laut Cina Selatan. Kita juga sepakat untuk menjadikan ASEAN sebagai motor bagi terciptanya perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan kawasan," tutur dia.
"Vietnam saat ini menjadi Ketua APEC dan akan menjadi tuan rumah KTT APEC pada November nanti. Indonesia memberikan dukungan bagi kekuatan Vietnam," kata dia.