Suara.com - Penasihat senior Isu Strategis Kementerian Luar Negeri RI Djauhari Oratmangun meminta masyarakat Indonesia menahan amarah dan emosi, terkait insiden bendera Indonesia yang terbalik dalam buku panduan acara pembukaan SEA Games 2017 di Malaysia.
"Saya lihat sudah banyak unggahan atau komentar yang berujung pada ujaran kebencian. Jika dibiarkan dikhawatirkan bisa memicu konflik," tutur Djauhari saaat ditemui dalam agenda "ASEAN Business Talk" di Jakarta, Selasa (22/8/2017) siang, seperti dilansir Antara.
Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Federasi Rusia itu, masyarakat perlu meninggalkan amarahnya mengingat adanya target ASEAN sebagai "Satu Pandangan, Satu Identitas, dan Satu Komunitas" pada tahun 2025.
Baca Juga: Usai Bendera Terbalik, Mabes Polri Selidiki Hacker Situs Malaysia
Dalam target tersebut, termaktub upaya untuk meningkatkan kesejahteraan bagi negara-negara anggota ASEAN termasuk Indonesia-Malaysia.
"Makanya, jika ini dibiarkan, konflik yang terjadi justru bisa menghambat tujuan bersama kita di tahun 2025," tukas Djauhari, menambahkan.
Kondisi ini dinilai Djauhari sebagai salah satu tantangan ASEAN ke depan yang harus diselesaikan.
"Ini berkaitan langsung dengan situasi ekonomi di kawasan. Kalau tidak aman, ada konflik, semua (investor) pasti akan menghindar," katanya secara tegas.
Kegiatan bertema ASEAN Business Talk tersebut merupakan agenda yang diselenggarakan oleh ASEAN Public Relations Network, sebuah lembaga studi kawasan Asia Tenggara yang berada di bawah London School of Public Relations Jakarta.
Baca Juga: Juwita, Anak Manja dari Medan yang Sumbang Emas untuk Indonesia
Pendiri dan Direktur LSPR Prita Kemal Gani menyampaikan, melalui agenda ASEAN Business Talk diharapkan kalangan pebisnis, praktisi, maupun masyarakat dapat memahami pentingnya ASEAN bagi kemajuan negeri.