Suara.com - Republik Demokrasi Rakyat Korea (Utara) merilis video berisi simulasi situasi kalau serangan rudal balistik antarbenua mereka terhadap Kepulauan Guam milik Amerika Serikat jadi dilakukan, Selasa (22/8/2017).
Video tersebut, seperti dilansir Telegraph, diberi judul "Pembalasan Tanpa Ampun". Video itu dirilis sebagai peringatan Korut agar AS dan Korea Selatan tidak melanjutkan provokasi perang terhadap mereka.
Dalam video berdurasi 4 menit tersebut, dibuka dengan gambar Presiden AS Donald Trump tengah tertunduk di hadapan makam banyak orang. Sementara Wakil Presiden AS Mike Pence digambarkan terbakar api.
Selanjutnya, video itu juga memuat tayangan penembakan rudal balistik jarak menengah Korut yang bisa mencapai Pulau Guam.
Baca Juga: Panahan Sumbang Emas Keempatnya bagi Indonesia
"Amerika harus hidup dengan mata dan telinga mereka terus terjaga. Siang dan malam, mereka akan terus mengkhawatirkan roket Hwasong-12 milik kita, tanpa mengetahui kapan akan diluncurkan. Mereka akan ketakutan," demikian tulisan dalam video tersebut.
tulisan lain dalam video itu berbunyi: "Rudal-rudal kita akan membuat AS harus berpikir lebih dari dua kali kalau ingin memulai peperangan. Sang waktu kini tak berpihak kepada AS."
Untuk diketahui Korut ingin melepaskan rudal balistik antarbenua mereka ke arah Pulau Guam, yang merupakan basis militer AS.
Rudal itu dijadwalkan ditembakkan pada pertengahan Agustus ini, namun pemimpin Korut Kim Jong Un memutuskan untuk menunda penyerangan.
Ancaman tersebut merupakan buntut dari rangkaian latihan perang AS bersama sejumlah negara di semenanjung Korea. Korut menilai latihan perang itu merupakan provokasi AS dan sekutunya untuk melancarkan perang agresi.
Baca Juga: Novanto: Apartemen Dibatalkan, Gedung Baru Dipertimbangkan