'Perang Narkotika' Makan Korban Bocah, Duterte Banjir Kecaman

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 22 Agustus 2017 | 11:34 WIB
'Perang Narkotika' Makan Korban Bocah, Duterte Banjir Kecaman
Rodrigo Duterte. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebijakan perang terhadap pengedar dan pemakai narkotika Presiden Filipina Rodrigo Duterte, kembali mendapat kecaman dari berbagai pihak di negeri tersebut dan juga internasional.

Kecaman itu semakin banyak setelah seorang bocah berusia 17 tahun bernama Kian Lloyd delos Santos tewas, diduga ditembak aparat kepolisian.

Seperti diberitakan Anadolu Agency, Selasa (22/8/2017), Kian Lloyd tewas tertembak pada Kamis (17/8) malam.

Baca Juga: Korban First Travel: Pemerintah Jangan Lepas Tangan

Aparat kepolisian mengklaim, bocah tersebut adalah kurir gembong bandar narkotika dan melepas tembakan ke arah mereka terlebih dulu.

Duterte sendiri mengakui sudah melihat video rekaman saat Kian Llyod ditembak, dan sudah memerintahkan Biro Investigasi Nasional melakukan penyelidikan.

"Apa pun hasil penyelidikan itu, kami akan mematuhinya. Kalau mereka (polisi) harus dipenjara, maka akan dipenjara. Maaf, siapa pun harus menerima konsekuensinya," tegas sang presiden.

Ia menegaskan, tidak pernah memberikan perintah untuk menembak setiap pengedar narkoba. Namun, ia mengatakan bakal melindungi setiap polisi yang membunuh dalam operasi penggerebekan pengedar narkotika.

"Persoalannya, sejumlah penembakan yang dilakukan terhadap bandar narkoba sebenarnya tak diperlukan. Sejumlah penembakan itu lebih menampakkan sebagai penyelewengan kewenangan, karenanya tidak bisa dilindungi," tuturnya.

Baca Juga: Dihina Siswa SMK, Kapolri: Harus Dihukum Biar Jadi Pelajaran

Kematian Kian Lloyd memicu demonstrasi massa besar-besaran di sejumlah kota Filipina. Mereka mengecam kebijakan "perang narkotika" Duterte yang telah merenggut nyawa lebih dari seribu orang yang belum dipastikan sebagai bandar.

"Aksi massa? itu pemberontakan, silakan saja," tukas Duterte mengomentari maraknya demonstrasi menentang 'perang narkotika' dirinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI