Mahfud mengibaratkan layanan First Travel seperti orang meniup balon. Ditiup terus-terusan dan akhirnya meledak. Kata dia, pengelola bekerja dengan sistem uang yang diperoleh dari calon jamaah yang baru mendaftar digunakan untuk memberangkatkan jamaah yang lerbih dulu.
"Jadi dana yang sekarang dikumpulkan itu untuk membayari orang yang uangnya sudah dibayari kemarin, nah uang yang diambil kemarin buat bayar yang sebelumnya. Itu kan membengkak terus," katanya.
First Travel, kata Mahfud, saat itu juga tidak pernah mengeluarkan bukti pembayaran secara fisik yang seharusnya menjadi hak calon jamaah.
Baca Juga: Diduga Ada 100 Korban Penipuan Biro Umrah Mirip First Travel