Suara.com - Serangan vandalisme lewat grafiti rasis dilaporkan terjadi di sebuah masjid Spanyol. Serangan Islamofobia di negara ini terjadi setelah Barcelona diguncang teror Kamis lalu.
Pusat Masjid Seville Foundation menjadi target lewat pidato kebencian anti-Muslim, seperti "Muslim Pembunuh", "Anda akan membayarnya", dan menggunakan gas air mata untuk orang Afrika Utara.
Graffiti yang ditemukan pada hari Sabtu pagi, juga terdapat di dalamnya ancaman kepada kepala Muslim dengan menggunakan parang. Pada saat yang sama, sebuah masjid di Granada diserang oleh sekelompok orang dalam serangan rasis yang mengerikan.
Cuplikan mengerikan dari serangan Granada menunjukkan, anak-anak dan keluarga melarikan diri dalam teror karena asap memenuhi area tersebut, dan sekitar belasan orang menyanyikan slogan-slogan rasis.
Baca Juga: Intan, WN Australia Asal Indonesia Jadi Korban Teroris Barcelona
Sekitar selusin orang turun ke masjid tersebut, memegang spanduk bertuliskan "Siapapun yang mendanai masjid ini, membiayai terorisme".
Kelompok sayap kanan Hogar Social telah dituduh melakukan serangan tersebut, dan kabarnya diusir oleh petugas keamanan.
Saksi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada MailOnline, "Orang-orang mulai mendengar nyanyian xenofobia dan 'makhluk' ini muncul. Turis di halaman masjid, dan pintu masuk mulai berlarian."
"Anak-anak, keluarga, orang-orang beriman di sana menutup pintu dari dalam karena neo-neo ini sedang melakukan nyanyian mereka. Mereka kemudian mencoba masuk untuk menghina atau menyerang (masjid), aku tidak tahu. Tapi orang-orang ini sama sekali tidak baik," sambungnya.
Alid Nieto, juru bicara masjid tersebut, mengatakan dirinya telah melaporkan geng tersebut ke polisi dan menyebutnya sebagai "kejahatan kebencian".
Baca Juga: Pelaku Teror Barcelona Rencanakan Serangan Lebih Besar Lagi
"Mereka mengambil keuntungan dari serangan teror hari Kamis, yang membuat kita sakit dan hancur, karena mencoba membuat modal ideologis. Orang harus mengerti bahwa umat Islam sama seperti orang lain, dapat menjadi korban ketidakadilan individu-individu di balik serangan hari Kamis," ujarnya.