Suara.com - Kepenncian muslim di Jerman meningkat seiring makin banyaknya tindak kejahatan yang menimpa muslim. Terlebih partai politik di sana mendukung Islamofobia itu.
Sedikitnya 16 Muslim terluka dalam kekerasan islamofobia antara April dan Juni 2017. Ini meningkat dari kuartal pertama di tahun 2017. Data ini merujuk ke Kementerian Dalam Negeri Jerman.
Pada kuartal kedua, polisi mencatat 192 kejahatan kebencian terhadap umat Islam, termasuk penghinaan, ancaman, kekerasan dan serangan terhadap masjid.
Islamofobia di Jerman meningkat setelah banyaknya para imigran timur tengah yang masuk ke Eropa karena lari dari perang. Di saat bersamaan partai-partai sayap kanan dan populis mengeksploitasi isu krisis pengungsi dan terorisme. Tuduhan itu disampaikan Anggota parlemen Partai Kiri Martina Renner.
Baca Juga: Catatan Shamsi Ali: Islam yang Tersenyum dan Bersahabat
Menurut dia, patai sayap kanan Alternative for Germany party atau AfD mengadopsi retorika anti-Islam secara eksplisit sejak krisis pengungsi Eropa dimulai pada tahun 2015.
Sebelumnya salah satu politisi AfD, Alexander Gauland mengatakan kepada penyiar DW jika Islam sebagai entitas keagamaan dan budaya yang tidak memiliki tempat di Jerman.
Diantara 700 juta Muslim di Jerman, 3 juta berasal dari Turki. Banyak dari mereka bermigrasi ke Jerman pada tahun 1960an.
Sebuah studi oleh Yayasan Bertelsmann pada tahun 2015 menunjukkan bahwa 57 persen orang non-Muslim menganggap Islam sebagai ancaman sementara 61 persen mengatakan bahwa Islam tidak sesuai dengan masyarakat Barat. (Anadolu)
Baca Juga: FUI Serukan Umat Islam Bersiaga PascaPernyataan Viktor Laiskodat