Suara.com - Australian Federal Police meminta maaf kepada penyidik Polri lantaran tidak bisa memperjelas gambar orang yang menyiram mata penyidik KPK Novel Baswedan yang terekam CCTV.
"AFP kami libatkan untuk memeriksa CCTV. Tapi mereka meminta maaf karena tak bisa menganalisa. Seminggu lalu kami dapatkan hasilnya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Yuwono di Polda Metro Jaya, Kamis (17/8/2018).
Padahal, kata Argo, polisi Australia sudah menggunakan peralatan khusus untuk membaca tiga rekaman CCTV.
"Dari AFP nihil, tak bisa kita baca hasilnya. Karena resolusinya rendah. Jadi kalau dibesarkan (gambarnya) pecah," kata dia.
Meski demikian, penyidik tetap akan mencari cara lain untuk mengungkap identitas pelaku melalui barang bukti dan keterangan saksi.
"Kami tetap berupaya. Hari demi hari tetap akan kami lakukan upaya mengungkap itu," kata dia.
Argo mengatakan Polri melibatkan polisi Australia karena kesulitan mengindentifikasi orang yang terekam CCTV.
"Kami tetap melakukan kerjasama antar kepolisian. Kejasama dengan kepolisian Australia itu untuk melihat rekaman CCTV yang kabur, bisa nggak dicek," kata Argo di Polda Metro Jaya, Rabu (2/8/2017).
Alasan lainnya, polisi Australia memiliki alat khusus untuk mempercepat penyempurnaan sketsa wajah.