Suara.com - Tiga narapidana kasus terorisme yang mendekam di sel tahanan Lembaga Pemasyarakatan kals IIB Tulungagung menolak mengikuti upacara peringatan Kemerdekaan ke 72 RI bersama ratusan narapidana lainnya.
Kepala LP Klas IIB Tulungagung Erry Taruna mengatakan sudah membuka semua pintu kamar tahanan dan mengajak ketiga napi ikut seremoni upacara bendera, namun mereka memilih berada di sel.
"Kami belum bisa tarik secara menyeluruh untuk mengikuti kegiatan ini, apalagi salah satunya baru pindahan warga binaan pindahan dari Tuban. Jadi belum bisa wajib ikut. Mau ikut silakan, tidak ikut tidak apa-apa, terserah mereka," kata Erry Taruna dikutip dari Antara.
Erry mengatakan tim sipir dan telah berupaya mendekati mereka dengan baik-baik, termasuk dengan membuka pintu sel tahanan menjelang upacara sekitar pukul 07.00 WIB, namun ketiga napi bersikeras bertahan di dalam sel.
"Mereka mengakunya ya belum siap," ujarnya.
Jangankan mengikuti upacara dan menghormat bendera merah putih bersama warga binaan lain, ketiga napi bernama edi Fahrizal, Ridwan Sungkar, dan Noim Baasyir itu, bahkan tidak bersedia mengikuti program deradikalisasi yang ditawarkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Informasi yang beredar, ketiganya tidak mau ikut program deradikalisasi karena menghawatirkan keselamatan anggota keluarga mereka.
"Adaptasi dengan warga binaan lain tidak masalah, komunikasi mereka juga baik. Mereka justru mudah diajak bicara asal di tempat terbuka, kalau tertutup malah tidak mau karena tidak ingin ada kecurigaan dari napi lain ataupun petugas LP," kata Erry.
Upacara bendera di LP secara umum berjalan lancar dan hanya ketiga napi terorisme itu yang tidak ikut, dari total 290 narapidana.