Suara.com - Anggota Komisi X DPR Krisna Mukti mengatakan kebijakan full day school belum bisa diterapkan di negeri ini. Pasalnya, Indonesia memiliki keragaman budaya yang dapat mempengaruhi perilaku dan kebiasaan seseorang.
"Indonesia ini memang sikon (situasi kondisi) nya memang beda dari negara lain ya. bahkan beda dari negara-negara tetangga itu beda. Kita itu memang keragamannya dari budayanya otomatis mempengaruhi perilaku, kebiasaan kita, sikap kita juga gitu loh," ujar Krisna Mukti di gedung Nusantara, Jakarta, Rabu (16/8/2017)
Kebiasaan umumnya anak Indonesia sejak dahulu yaitu mengaji sepulang sekolah, bagi yang muslim.
"Kalau itu full day school sampai sore, lalu mereka kapan istirahatnya, kapan ngajinya terus belum lagi mereka membantu pekerjaan orang tuanya. Ya kan ada yang membantu pertanian di perkebunan berjualan dan sebagainya," kata Krisna.
Krisna mengatakan tingkat intelektual dan kesiapan anak-anak Indonesia belum bisa disamakan dengan negara-negara lain, khususnya dalam hal full day school.
"Menurut saya di Indonesia ini belum bisa disamakan sama negara-negara lain dari tingkat intelektualitasnya dan juga kesiapan anak-anak untuk full day school. Mungkin sebagian besar di kota-kota besar bisa, tapi bagaimana anak-anak di kota kecil yang notabene di perkampungan," kata Krisna.
"Jangan lupa anak-anak itu juga masih punya waktu harus punya waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungannya which is itu adalah waktu bermain bersama teman-temannya, tetapi mereka dipaksa pada sore hari justru malah mereka tidak sanggup, menurut pengamatan saya seperti itu," Krisna menambahkan.