Kapolri: Birokrasi Indonesia Besar

Rabu, 16 Agustus 2017 | 14:58 WIB
Kapolri: Birokrasi Indonesia Besar
Kapolri Jenderal Tito Karnavian [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Kepolisian Jenderal Tito Karnavian sependapat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyinggung soal perlunya sinergitas antar lembaga dalam sidang tahunan MPR tahun 2017.

Namun kata Tito, tak mudah untuk melakukan koordinasi antar lembaga di Indonesia.

"Ini koordinasi jadi sangat sulit, menurut saya menjadi sesuatu yang tak gampang. Oleh karenanya, saya sependapat dengan pidato Pak Presiden tadi," ujar Tito di sela-sela Sidang Tahunan MPR bersama DPR dan DPD RI, di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (16/8/2017).

Menurut Tito, Indonesia negara besar yang memiliki birokrasi yang besar. Seperti ditingkat pusat yang memiliki tugas tersendiri. Ia pun membandingkan Indonesia dengan Singapura dalam hal birokrasi.

Baca Juga: Jokowi Minta ASN Manfaatkan Teknologi Agar Birokrasi Sederhana

"Ini negara besar, birokrasi kita juga besar. Di tingkat pusat juga banyak lembaga yang masing masing memiliki tugas sendiri sendiri. Kita mungkin, kalau melihat pembicaraan pak presiden tadi, itu kita bandingkan dengan metodologi komparatif. Misalnya, membandingkan dengan Singapura," ucap Tito.

"Singapura negaranya kecil, jadi koordinasinya efektif. Kita negara yang sangat besar, 250 juta penduduk, 3 zona waktu, dengan puluhan provinsi, ratusan Kabupaten. Maka, otomatis birokrasi sangat banyak," sambungnya.

Lebih lanjut, Tito juga mengatakan Indonesia adalah negara yang berpotensi menjadi negara yang mendominasi dunia, serta berpotensi menjadi negara pemegang hegemoni dan negara superpower. Pasalnya Indonesia kata Tito memiliki tiga syarat dari segi populasi, sumber daya alam dan luas wilayah.

"Negara pemegang hegemoni, negara superpower. Kenapa? Karena pemegang hegemoni syaratnya tiga. Satu, memiliki populasi yang besar untuk menjadi angkatan kerja yang besar, menggerakkan mesin produksi besar. Kedua, memiliki sda berlimpah agar memiliki barang mentah untuk menggerakkan mesin produksi yang besar. Ketiga, memiliki luas wilayah yang besar untuk mengakomodir mesin besar. Hanya negara yang mesin produksinya massif yang bisa mendominasi dunia," ucapnya.

Ia pun menyebut negara-negara yang berpotensi mendominasi dunia yakni Amerika Serikat, India, china, Russia, Indonesia, Brazil.

Baca Juga: Reformasi Birokrasi Kejaksaan Agung Alami Peningkatan

Jika dibandingkan Australia, Indonesia berpotensi mendominasi dunia. Namun dengan syarat bisa kompak di internal, dari segi kebangsaan, persatuan maupun dalam mekanisme kerja.

"Tapi, dengan syarat satu, mampu tidak mensolidkan internal baik dari segi kebangsaan, persatuan dan kesatuan, maupun dalam mekanisme kerja yang disebut birokasi seperti yang disebutkan Bapak Presiden Joko Widodo. Adanya sinergi koordinasi yang mantap, antar elemen. Kalau kita mampu solid secara internal, maka dalam persaingan global kita akan menang," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI