Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan bangsa ini menghadapi tantangan untuk terbebas dari jebakan sumber daya alam. Setelah selesainya booming migas di tahun 1970-an, selesainya booming kayu di tahun 1990-an, era booming mineral juga telah berakhir. Bahkan beberapa komoditas lainnya merosot tajam.
"Karena itu kita harus berubah," kata Presiden Jokowi dalam pidato Sidang Bersama DPD dan DPR, hari ini.
Jokowi mengajak untuk menyelesaikan semua masalah secara cepat. Itu artinya juga harus membuat garis tegas, tidak boleh ragu menjaga kedaulatan bangsa, menjaga laut, menjaga perbatasan, menjaga sumber daya alam, harus berani melawan pencurian sumber daya laut. Harus berani menenggelamkan kapal ilegal untuk melindungi nelayan.
"Kita harus berani menjaga setiap jengkal bumi pertiwi untuk kemakmuran rakyat kita. Kita berani bubarkan Petral. Kita berani alihkan subsidi untuk hal-hal yang produktif. Kita tegas menyatakan perang pada bandar-bandar. Narkoba yang merusak masa depan generasi muda kita. Kita harus tegas menghadapi infiltrasi ideologi seperti ekstrimisme, radikalisme, terorisme yang merusak sendi-sendi negara kita," kata Presiden.
Jokowi mengatakan tidak ada halangan bagi negeri ini untuk menarik garis tegas karena bangsa berpegang teguh pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Jokowi mengajak berani bersikap tegas karena bangsa ini memiliki Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan jiwa .
Jokowi mengatakan Pancasila merupakan pemersatu, yang harus dihayati, yang harus diamalkan, yang harus menjadi ideologi yang bekerja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, Pemerintah mengambil inisiatif membentuk Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila atau UKP-PIP yang mendapatkan tugas melakukan pembinaan ideologi kepada seluruh elemen rakyat.