Suara.com - Kepala Badan Pemeriksaan Jenazah Seneh Dumbuya mengatakan petugas penyelamat telah menemukan hampir 400 jenazah dari longsoran tanah di daerah pinggiran ibu kota negara Sierra Leone, Freetown, Afrika Barat.
"Tapi jumlahnya mungkin bisa bertambah menjadi lebih dari 500," kata Seneh Dumbuya kepada Reuters , Selasa (15/8/2017) dikutip Antara.
Namun pihaknya menemui masalah, yakni kekurangan tempat untuk meletakkan jasad para korban. Petugas terpaksa meletakkan jasad-jasad itu di lantai dan di halaman luar.
"Masalah yang kami hadapi di sini adalah tempat. Kami berusaha memisahkan jenazah-jenazah berdasarkan ukuran badan dan segera memeriksanya dan kemudian kami akan mengeluarkan surat keterangan kematian sebelum jenazah dikebumikan," kata Owiz Koroma, kepala rumah jenazah.
Baca Juga: "Play off" Liga Champions, Liverpool Permalukan Hoffenheim 2-1
Dalam upaya menangani masalah kekurangan ruang untuk menempatkan jenazah, pihak berwenang serta lembaga-lembaga bantuan sedang mempersiapkan proses penguburan jenazah para korban di empat taman pemakaman berbeda di Freetown.
Badan amal bidang medis, Medecins Sans Frontieres, telah menyiapkan ratusan kantong jenazah untuk diserahkan kepada pihak berwenang. Kantong-kantong tersebut sebelumnya disimpan Medecins Sans Frontieres di Sierra Leone setelah tragedi wabah Ebola pada 2014-2016, yang menewaskan sekitar 4.000 orang di negara bekas jajahan Inggris itu.
Diberitakan sebelumnya, puluhan rumah tertimbun tanah ketika satu sisi gunung di Regent ambruk pada Senin (14/8/2017) pagi. Tragedi itu merupakan salah satu bencana alam yang paling banyak merenggut korban jiwa di kawasan Afrika dalam beberapa tahun terakhir ini.