Ancaman Iran Jika AS Jatuhkan Sanksi Baru Terkait Nuklir

Yazir Farouk Suara.Com
Rabu, 16 Agustus 2017 | 02:03 WIB
Ancaman Iran Jika AS Jatuhkan Sanksi Baru Terkait Nuklir
Presiden Iran Hassan Rouhani. (Reuters/Raheb Homavandi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Iran Hassan Rouhani mengancam bakal mengabaikan mengabaikan perjanjian nuklirnya dengan kekuatan dunia jika Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru lagi.

"Jika AS ingin kembali ke pengalaman itu (dengan menjatuhkan sanksi), Iran pasti akan kembali dalam waktu singkat, bukan satu minggu atau satu bulan tapi dalam beberapa jam, ke kondisi yang lebih maju ketimbang sebelum dimulainya negosiasi," kata Rouhani pada sesi parlemen yang disiarkan langsung di televisi pemerintah Selasa (15/8/2017) dikutip Antara.

Rouhani mengatakan sanksi baru yang telah dijatuhkan AS terhadapnya melanggar kesepakatan yang dicapai pada 2015 dengan AS, Rusia, China dan tiga kekuatan Eropa. Kesepakatan itu berisi pembatasan kerja nuklirnya dengan imbalan pencabutan sebagian besar sanksi.

Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap enam perusahaan Iran pada akhir Juli lalu. Perusahaan itu dianggap berperan dalam pengembangan program peluru kendali balistik setelah Teheran meluncurkan sebuah roket yang mampu menempatkan satelit ke orbit.

Baca Juga: Zidane: Ronaldo Dihukum 5 Laga, Ada yang Tidak Beres!

Pada awal Agustus, Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang sanksi baru pada Iran, Rusia dan Korea Utara yang disahkan oleh Kongres AS.

Sanksi dalam RUU tersebut juga menargetkan program rudal Iran dan juga pelanggaran hak asasi manusia.

AS menjatuhkan sanksi sepihak setelah menuding uji coba rudal balistik Iran telah melanggar resolusi PBB. Teheran juga diminta untuk tidak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir.

Sementara Iran membantah pengembangan rudalnya melanggar resolusi tersebut. Dalihnya, misil tidak dirancang untuk membawa senjata nuklir.

"Dunia telah dengan jelas melihat bahwa di bawah Trump, AS telah mengabaikan kesepakatan internasional dan, selain merusak (kesepakatan nuklir), juga telah melanggar ketentuan tentang kesepakatan Paris dan kesepakatan Kuba dan AS bukanlah mitra yang baik atau negosiator yang dapat diandalkan, " kata Rouhani.

Baca Juga: Patrialis Tak Dituntut Seumur Hidup Seperti Akil, Ini Kata KPK

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI