Suara.com - Purwanto (30) warga Jalan Lengkong Karya, mengetahui Pos Pemuda Pancasila tempat nenek Elih (73) mengalami pembacokan. Pelaku pembacokan belum diketahui.
Perisiwa itu terjadi di Tanggerang Selatan, Banten, Minggu (13/8/2017) sekitar pukul 10.30 WIB. Pos Pemuda Pancasila itu sudah berdiri sekitar setahun lalu.
"Yang saya tahu pos, sudah ada 1 tahun lalu mas," kata Purwanto kepada Suara.com, di lokasi, Selasa (15/8/2017).
Namun, pos itu jarang di pakai untuk berkumpul para anggota Pemuda Pancasila tersebut.
Baca Juga: Cerita tentang Nenek Elih yang Tewas dengan Tangan Nyaris Putus
"Itu sepi kok, jarang banget mas buat ngumpul ya (anggota PP). Kalau mau ada acara-acara saja mereka, kumpulnya di situ. Terus pergi lagi. Nggak lama di situ," ujar Purwanto.
Purwanto menambahkan yang sering dilihatnya adalah nenek Elih yang suka tidur di Pos PP tersebut.
"Ya, yang paling tidur nenek Elih mas. Kalau sore sama malam saya suka lihatnya," ujar Purwanto.
Purwanto mengatakan selama di Pos, nenek Elih hanya sendiri, tidak ada yang menemaninya seperti warga sekitar atau keluarganya.
"Itu nenek, sendiri doang. Nggak pernah dilihat sama siapa jalan gitu, warga sini atau keluargannya. Tidur di pos saya lihat juga cuma sendiri," ujar Purwanto.
Baca Juga: Di Sinilah Nenek Elih Meregang Nyawa dengan Tangan Nyaris Putus
Sementara itu, Dewi, penjual Soto dekat pos, hanya melihat anggota Pemuda Pancasila yang sering makan ditempatnya. Tidak berkumpul di pos tersebut.