Nenek Elih (73) dikenal oleh banyak warga di sekitar pos Pemuda Pancasila, Jalan Lengkong Karya, Surut Kota, Tangerang Selatan, Banten. Nenek Elih meninggal dunia dengan luka parah di beberapa bagian tubuh, di antaranya pergelangan tangan kanan hampir putus, pada Minggu (13/8/2017).
Salah satu warga yang mengenal nenek Elih yaitu Indra (33). Indra merupakan pedagang buah - buahan yang lokasinya tak jauh dari pos Pemuda Pancasila.
"Itu nenek suka beli buah salak, kalau nggak jeruk mas, ke saya. Kalau beli biasa siang hari. Itu suka dibawa makan di pos," kata Indra kepada Suara.com, Selasa (15/8/2017).
Indra tidak tahu apa saja kegiatan dan dimana rumah nenek Elih. Sepengetahuannya, dia sering tidur di pos Pemuda Pancasila.
Indra mengatakan meskipun sebatang kara dan tidak jelas pekerjaannya, nenek Elis tidak pernah mau meminta dikasihani pedagang.
"Nenek kalau dikasih apa sama yang jualan nggak mau mas, ya punya uang dia kasih. Nggak mau minta - minta," kata Indra.
Indra sering melihat nenek Elih hanya disiang hari karena suka melewati tempat jualannya.
" Ya, kalau siang suka pergi. Nggak bawa tas cuma plastik kresek hitam dalamnya pakaian. Nggak tahu kemana mas. Orang suka nyapa kok. kemana nek? Ya, jawabnya cuma mau pergi dulu ya," ujar Indra.
Setiap kali ngobrol dengan nenek Elih, Indra tidak pernah dikasih tahu latar belakang keluarganya.
"Itu yang saya nggak tahu mas. Nenek ada rumah atau keluarga di sini. Kalau ngobrolnya cuma nenek mau tidur di pos ya, nggak ada yang lain mas," kata Indra.
Sampai pada siang hari itu, nenek Elih ditemukan bersimbah darah. Meski kios Indra buka selama 24 jam, Indra mengaku tidak mengetahui siapa orang yang membuat nenek Elih bersimbah darah.
"Itu pas kejadian memang yang jualan saya doang mas masih buka. Tapi saya nggak tahu nggak dengar sama sekali apalagi lihat. Itu jam berapa," ujar Indra.
Indra mengatakan baru tahu ada kejadian mengerikan itu setelah warga ramai melihat lokasi kejadian sekitar pukul 10.30 WIB.
"Itu saya ke bangun dibangunin warga mas. Sudah ramai di situ (pos PP). Ternyata nenek, nggak nyangka saya mas, orang baik itu dia," ujar Indra.
Indra sedih dengan apa yang menimpa nenek Elih.
"Itu orang sudah tua mas, saya sempat terdiam pas lihat. Kok sadis sekali yang tega ngelakuin itu," kata Indra.
Salah satu warga yang mengenal nenek Elih yaitu Indra (33). Indra merupakan pedagang buah - buahan yang lokasinya tak jauh dari pos Pemuda Pancasila.
"Itu nenek suka beli buah salak, kalau nggak jeruk mas, ke saya. Kalau beli biasa siang hari. Itu suka dibawa makan di pos," kata Indra kepada Suara.com, Selasa (15/8/2017).
Indra tidak tahu apa saja kegiatan dan dimana rumah nenek Elih. Sepengetahuannya, dia sering tidur di pos Pemuda Pancasila.
Indra mengatakan meskipun sebatang kara dan tidak jelas pekerjaannya, nenek Elis tidak pernah mau meminta dikasihani pedagang.
"Nenek kalau dikasih apa sama yang jualan nggak mau mas, ya punya uang dia kasih. Nggak mau minta - minta," kata Indra.
Indra sering melihat nenek Elih hanya disiang hari karena suka melewati tempat jualannya.
" Ya, kalau siang suka pergi. Nggak bawa tas cuma plastik kresek hitam dalamnya pakaian. Nggak tahu kemana mas. Orang suka nyapa kok. kemana nek? Ya, jawabnya cuma mau pergi dulu ya," ujar Indra.
Setiap kali ngobrol dengan nenek Elih, Indra tidak pernah dikasih tahu latar belakang keluarganya.
"Itu yang saya nggak tahu mas. Nenek ada rumah atau keluarga di sini. Kalau ngobrolnya cuma nenek mau tidur di pos ya, nggak ada yang lain mas," kata Indra.
Sampai pada siang hari itu, nenek Elih ditemukan bersimbah darah. Meski kios Indra buka selama 24 jam, Indra mengaku tidak mengetahui siapa orang yang membuat nenek Elih bersimbah darah.
"Itu pas kejadian memang yang jualan saya doang mas masih buka. Tapi saya nggak tahu nggak dengar sama sekali apalagi lihat. Itu jam berapa," ujar Indra.
Indra mengatakan baru tahu ada kejadian mengerikan itu setelah warga ramai melihat lokasi kejadian sekitar pukul 10.30 WIB.
"Itu saya ke bangun dibangunin warga mas. Sudah ramai di situ (pos PP). Ternyata nenek, nggak nyangka saya mas, orang baik itu dia," ujar Indra.
Indra sedih dengan apa yang menimpa nenek Elih.
"Itu orang sudah tua mas, saya sempat terdiam pas lihat. Kok sadis sekali yang tega ngelakuin itu," kata Indra.