Suara.com - Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa mengatakan peristiwa hanyutnya empat prajurit Satgas Pengamanan Pulau Terluar (Pam-Puter) menjadi sebuah pengalaman atau hikmah baru bagi prajurit TNI.
"Hikmah dari kejadian sempat hilangnya empat prajurit TNI yang bertugas di Pulau Batek salah satu pulau terluar adalah saat yang tepat merefleksikan apa saja yang kurang," katanya saat ditemui di Kupang, Selasa (15/8/2017).
Hal itu disampaikannya berkaitan dengan empat personel Satgas Pam Puter yakni Praka Ronal, Pratu Agung, Pratu Sudarman dan Pratu Ardi bertugas di pulau Batek pada Rabu (9/8) hanyut dan hilang ketika perahu jenis LCR sebagai alat transportasi laut mengalami gangguan.
Akibat gangguan mati mesin sehingga mereka sempat terapung-apung hanyut terbawa arus selama 24 jam lebih di lautan.
Baca Juga: Bocah Kembar, Nakula dan Sadewa, Hanyut dan Tenggelam di Sungai
Perahu mereka rusak usai berbelanja kebutuhan pokok di desa Oepoli, bagi pasukan di pulau Batek yang memang bertugas menjaga kedaulatan NKRI.
Pulau Batek merupakan pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Sawu dan berbatasan dengan negara Timor Leste.
Pulau Batek bagian dari wilayah pemerintah kabupaten Kupang, provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tim SAR Gabungan unsur darat, laut, udara, kepolisian, Basarnas dan masyarakat yang dikoordinir oleh Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa selaku Komandan Tanggap Darurat dan Dankolakops Satgas Pam Puter berhasil melakukan pencarian dan penyelamatan.
Keempat prajurit TNI tersebut pada Jumat malam (11/8) pukul 19.49 Wita berhasil diselamatkan.
Baca Juga: Hiu Hanyut ke Permukiman Warga Akibat Banjir di Australia
Menurut Danrem, dalam kunjungan Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak pada Sabtu (12/8) pekan lalu pihaknya sudah membahas akan berbagai kekurangan dan protap-protap yang harus dilakukan oleh prajurit di wilayah perbatasan termasuk juga dengan fasilitas pendukung.
"Waktu Pangdam datang kami sudah sampaikan terkait sarana prasarana yang dimiliki oleh TNI khususnya Satgas Pulau Terluar. Dalam hal ini sarana transportasi agar bisa diperbaharui," tuturnya.
Disamping itu juga masalah kemampuan prajurit dalam merawat mesin fasilitas transportasi juga harus didukung. Sebab menurutnya selama ini para prajurit di pulau terluar hanya diajarkan untuk menghidupkan dan menjalankan fasilitas transportasi di pulau Batek.
Kemudian juga prosedur-prosedur tetap (protap) dalam mobilisasi dari dari lokasi Pulau Batek ke pulau tetangga juga menurutnya masih harus dievaluasi. Seperti membawa GPS, senjata api serta hal-hal lainnya.
Terkait kondisi keempat prajurit, Komandan berbintang satu tersebut mengatakan bahwa saat ini semuanya sudah dikembalikan ke pulau Batek.
"Kondisi mereka sudah fit. Tadi sudah diantar ke pulau Batek untuk kembali bertugas," kata Danrem. (Antara)