Suara.com - Peristiwa penuh spontanitas serta lucu seringkali mewarnai kunjungan Presiden Joko Widodo ke daerah. Termutakhir, insiden kocak tersebut terjadi ketika Jokowi bertandang ke Pondok Pesantren Assuniyah, Kencong, Jember, Jawa Timur, Sabtu (12/8/2017).
Ketika itu, Presiden Jokowi kebetulan bertemu dengan seorang santri yang mengaku paling tampan rupawan seantero pesantren. Bagaimana ceritanya?
Seperti biasa, di sela-sela pertemuan, Jokowi menyempatkan diri memberi kuis berhadiah sepeda kepada peserta yang mayoritas santri.
“Sebutkan 10 nama suku bangsa yang ada di Indonesia?” kata Jokowi melempar pertanyaan.
Baca Juga: Laga Dramatis, Lazio Taklukkan Juve di Piala Super Italia
Seorang santri lantas ditunjuk Jokowi untuk maju ke hadapan untuk mengikuti kuis tersebut.
“Nama saya Qodiyat. Biasa dipanggil Si Ganteng di sini,” tutur sang santri saat memperkenalkan diri kepada presiden. Tak ayal, Jokowi dan peserta pertemuan tertawa mendengar pengakuan Qodiyat.
“Bagaimana ceritanya itu, kok bisa kamu dipanggil Si Ganteng?” tanya Jokowi.
“Ya karena saya paling tampan sepesantren ini pak,” jawab Qodiyat. “Lho, siapa yang bilang begitu?” tukas Jokowi. “Ibu saya pak,” tukas Qodiyat sekenanya.
Jokowi lantas menimpali pernyataan si santri. ”Pak kiai tak sependapat dengan kamu. Ya sudah, ayo jawab, 10 nama suku di Indonesia,” tutur sang presiden.
Baca Juga: Daftar 20 Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal di Tanah Suci
Qodiyat lancar menyebut sembilan dari 10 suku bangsa yang diminta oleh Jokowi. Tapi, ketika tertinggal satu jawaban untuk mendapat sepeda, si santri kebingungan.
”Ini, ini, biasanya kalau tinggal satu lagi suka macet,” tukas Jokowi. Ia lantas membantu Qodiyat untuk menjawab satu lagi nama suku.
”Kalau di Sulawesi, ada suku yang menyimpan jasad keluarga yang sudah meninggal. Disimpan di gua, sukunya dimulai dengan huruf T,” pancing Jokowi.
”Oh, suku Labuan Bajo,” jawab Qodiyat yang disambu tawa Jokowi dan peserta. ”Itu komod,” tukas Jokowi.
Sempat terdiam, Qodiyat lalu mencoba peruntungannya dengan menyebut nama suku ”Solomon”. ”Lha, itu negara, kok Solomon,” tutur Jokowi.
Jokowi kembali memancing Qodiyat dengan kisi-kisi jawaban. ”Kalau suku yang ada di Banten, terkenal sekali, apa?” tanyanya.
Karena Qodiyat kebingungan, Jokowi meminta santri lain membantu dan lantas disebutkan nama suku Badui.
Tapi, Qodiyat menilai Badui bukanlah suku. ”Pak, kalau Badui bukan suku, ini, yang ada di sini, Badui semua,” tukasnya.
Jokowi ternyata tak paham dengan maksud si santri dan balik mempertanyakan maksud Qodiyat.
”Kalau bahasa Arab, Badui itu artinya orang desa. Santri di sini anak-anak desa, kecuali saya lho, anak kota, Kotarah (nama desa),” tutur Qodiyat yang lagi-lagi disambut tawa hadirin.
Sembari tertawa, Jokowi lantas berkata kepada KH Sadid Jauhari, pengasuh pesantren tersebut. ”Pak kiai, santri ini perlu dibina. Punya talenta, bakat. Ya sudah, kamu ambil sana sepedanya,” perintah Jokowi kepada Qodiyat sembari tertawa.