”Ini, ini, biasanya kalau tinggal satu lagi suka macet,” tukas Jokowi. Ia lantas membantu Qodiyat untuk menjawab satu lagi nama suku.
”Kalau di Sulawesi, ada suku yang menyimpan jasad keluarga yang sudah meninggal. Disimpan di gua, sukunya dimulai dengan huruf T,” pancing Jokowi.
”Oh, suku Labuan Bajo,” jawab Qodiyat yang disambu tawa Jokowi dan peserta. ”Itu komod,” tukas Jokowi.
Sempat terdiam, Qodiyat lalu mencoba peruntungannya dengan menyebut nama suku ”Solomon”. ”Lha, itu negara, kok Solomon,” tutur Jokowi.
Baca Juga: Laga Dramatis, Lazio Taklukkan Juve di Piala Super Italia
Jokowi kembali memancing Qodiyat dengan kisi-kisi jawaban. ”Kalau suku yang ada di Banten, terkenal sekali, apa?” tanyanya.
Karena Qodiyat kebingungan, Jokowi meminta santri lain membantu dan lantas disebutkan nama suku Badui.
Tapi, Qodiyat menilai Badui bukanlah suku. ”Pak, kalau Badui bukan suku, ini, yang ada di sini, Badui semua,” tukasnya.
Jokowi ternyata tak paham dengan maksud si santri dan balik mempertanyakan maksud Qodiyat.
”Kalau bahasa Arab, Badui itu artinya orang desa. Santri di sini anak-anak desa, kecuali saya lho, anak kota, Kotarah (nama desa),” tutur Qodiyat yang lagi-lagi disambut tawa hadirin.
Baca Juga: Daftar 20 Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal di Tanah Suci
Sembari tertawa, Jokowi lantas berkata kepada KH Sadid Jauhari, pengasuh pesantren tersebut. ”Pak kiai, santri ini perlu dibina. Punya talenta, bakat. Ya sudah, kamu ambil sana sepedanya,” perintah Jokowi kepada Qodiyat sembari tertawa.