Suara.com - Presiden Kenya Uhuru Kenyatta menang dalam pemilihan presiden, Jumat (11/8/2017) waktu setempat. Dia meraih 8,20 juta (54,27 persen) suara dibandingkan 6,76 (44,74) suara yang diperoleh saingan utamanya, Raila Odinga.
Hasil penghitungan muncul setelah proses pemilihan berlangsung secara menegangkan dan ditandai dengan keputusan oposisi untuk memboikot.
"Dengan ini saya menyatakan Yang Mulia Uhuru Kenyatta sebagai presiden terpilih dan Yang Mulia William Ruto sebagai wakil presiden terpilih," kata Wafula Chebukati, ketua komisi pemilihan independen Kenya (IEBC).
Presiden Kenyatta mendapat perolehan terbanyak dari total 15.04 juta suara yang masuk saat pemungutan suara. Para pemimpin oposisi Aliansi Tertinggi Nasional (NASA) sebelumnya mengatakan bahwa badan pemilihan itu mencegah mereka untuk mengajukan petisi kepada Mahkamah Agung guna menentang hasil pemilihan.
Baca Juga: Mengapa di Papua Sering Terjadi Kerusuhan Berujung Kematian?
Setidaknya ada 19,6 juta orang yang terdaftar untuk memberikan suara dalam pemilihan.
Namun gelombang protes meletus pada Jumat malam di Nairobi dan kota pinggir danau Kisumu. Kerusuhan terjadi setelah badan pemilihan menyatakan Uhuru Kenyatta sebagai pemenang pemilihan presiden.
Suara tembakan senjata dan teriakan para pengunjuk rasa terdengar di Kisumu, kota yang merupakan benteng kalangan oposisi, serta di daerah-daerah pemukiman Nairobi. Di lokasi-lokasi itu, para warga turun ke jalan untuk menyatakan kemarahan mereka.
"Saya baru saja melihat sebuah gerbong (kereta) dan sebuah mobil hampir terkena lemparan batu. Batu-batu dilempar ke seberang jalan dan suara beberapa tembakan senjata terdengar di daerah kumuh Kibera," kata seorang saksi mata.
Ia mengatakan suara tembakan terus terdengar di daerah kumuh Kibera, Mathare, Kawangware dan Kariobangi di Nairobi. (CNN/Xinhua/Antara)
Baca Juga: Rumah Wapres Kenya Diserang Jelang Pemilu