Tolak FDS, Said Aqil: Bukan karena Menterinya Muhammadiyah

Jum'at, 11 Agustus 2017 | 09:10 WIB
Tolak FDS, Said Aqil: Bukan karena Menterinya Muhammadiyah
Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siradj bersama Ketua KPK, Agus Rahardjo dan Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid memberi keterangan pers, usai melakukan pertemuan di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/7).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, tidak sepaham dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Efendy tentang Full Day School (FDS).  

Menurut dia, FDS akan membuat madrasah dinayah menjadi tidak berfungsi dalam meningkatkan karakter anak bangsa.

"Pokoknya, kalau sekolah hanya lima hari, jelas pulangnya setiap hari jam empat. Setelahnya, madrasah terus jadi gudang rumput, (jadi) kandang ayam apa," kata Said seusai acara Grand Launching Hari Santri 2017 di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2017) malam.

Baca Juga: Sopir Bus Bersimpuh Minta Maaf saat Dimarahi Anggota TNI

Dia juga menepis anggapan bahwa ditolaknya peraturan menteri tersebut karena Muhadjir berasal dari Muhammadiyah. Said Aqil tegaskan, hal tersebut sama sekali tidak berkaitan.

"Bukan masalah NU dan Muhammadiyah, seandainya menterinya NU pun, seandainya menterinya kiai lah, saya lawan," tegasnya.

Karena itu, dia berjanji akan terus mendukung Muhadjir jika tidak memberlakukan FDS tersebut. Sebab, program FDS tersebut dinilai Said sebagai hal yang aneh.

"Ini bukan masalah NU dan Muhammadiyah. Pak Muhadjir saya hormati sebagai menteri dan saya dukung samapai selesai asal tidak bikin goro-goro, tidak macam-macam, tidak aneh-aneh," tandasnya.

Baca Juga: Oknum TNI Tak Pakai Helm Pukuli Polantas di Tengah Jalan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI