Sebelum Dibakar, Zoya Sempat Cium Kaki Marbot Musala

Kamis, 10 Agustus 2017 | 09:53 WIB
Sebelum Dibakar, Zoya Sempat Cium Kaki Marbot Musala
Barang bukti amplifier terkait kasus pembakaran Zoya yang ditunjukkan pihak Polres Metro Bekasi, Senin (7/8/2017), di Bekasi. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Muhammad Al Zahra alias Zoya (30) ternyata sempat meminta maaf kepada marbot Musala Al Hidayat, Rojali, sebelum dirinya menjadi bulan-bulanan massa dan akhirnya tewas setelah dibakar. Bahkan, ia sempat mencium kaki Rojali.

Zoya dikeroyok dan dibakar massa karena diduga mencuri amplifier Musala Al Hidayah, Babelan, Kabupaten Bekasi, pada Selasa (1/8) pekan lalu.

Rojali ini marbot yang memergoki peristiwa itu. Tapi bukan memergoki saat diambil (tangkap) ya, tapi ketika dicurigai si MA (Zoya) yang ambil, lalu dia mengejar dari TKP musala sejauh kurang lebih 3-4 kilometer," kata Kapolres Metro Bekasi Komisaris Besar Asep Adisaputra di Polda Metro Jaya, Rabu (9/8/2017).

Menurut Asep, Rojali yang ketika itu bersama warga lain sempat menghentikan Zoya. Namun, Zoya  malah lebih kencang memacu kuda besinya.

Baca Juga: Pastor Jesuit Lintas Negara ke Tebuireng Belajar Islam dan Humor

Asep menjelaskan, Zoya akhirnya terjatuh dari kendaraannya saat dikejar Rojali. Saat itulah, warga di Jalan Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi sudah berkerumun saat Zoya tertangkap.

Kemudian, Rojali memeriksa tas yang dibawa Zoya. Ia menemukan amplifier mirip milik musala di tas berwarna hitam tersebut.

Zoya sampai meminta maaf dan mencium kaki Rojali agar massa tidak melakukan penghakiman terhadap dirinya.

"Dia (Zoya) sempat cium kaki rojali minta maaf, ‘maafkan saya pak ustaz’ begitu kata MA (Zoya)," kata Asep.

Meski telah berusaha mendinginkan situasi, Rojali tak bisa membendung warga yang berkerumun dan telah tersulut emosi. Akibat aksi main hakim sendiri itu, Zoya merenggang nyawa setelah dibakar hidup-hidup.

Baca Juga: Bakar Zoya yang Sudah Sekarat, SD Akhirnya Menyesal

"Namun (emosi) massa tidak terbendung, Rojali sempat menghalau, tapi massa tidak berimbang sehingga terjadi pengeroyokan yaang menewaskan MA (Zoya)," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI