Juru bicara Tentara Rakyat Korea mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita KCNA yang dikelola pemerintah, rencana tersebut akan dipraktikkan kapanpun begitu pemimpin Kim Jong-un membuat keputusan.
Sebelumnya pagi ini, Angkatan Udara AS mengeluarkan sebuah pernyataan yang menjelaskan bagaimana dua pembom B-1B melakukan misi latihan di Semenanjung Korea kemarin.
Setelah lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Guam, B-1 ditugaskan ke Skuadron Ekspedisi ke-37, terbang ke wilayah udara Jepang, di mana mereka bergabung dengan jet tempur F-2 Jepang. B-1 kemudian terbang melintasi Semenanjung Korea di mana mereka bergabung dengan jet tempur KF-16 Angkatan Udara Korea Selatan.
Gubernur Guam Eddie Calvo menolak ancaman Korut dan mengatakan bahwa pulau tersebut dipersiapkan untuk segala kemungkinan dengan pertahanan yang ditempatkan secara strategis. Dia mengatakan bahwa dia telah berhubungan dengan Gedung Putih.
"Guam adalah tanah Amerika ... Kami bukan hanya instalasi militer," kata Calvo dalam pesan video online.
Baca Juga: Istri Kim Jong-un Muncul Pertama Kali Mendampingi Suaminya
Korea Utara juga menuduh Amerika Serikat merancang "perang preventif" dan setiap rencana ini akan disambut dengan perang habis-habisan yang menghapus semua benteng musuh, termasuk daratan AS.
Washington telah memperingatkan bahwa pihaknya siap untuk menggunakan kekuatan jika diperlukan untuk menghentikan program rudal balistik dan nuklir Korea Utara, namun lebih menyukai tindakan diplomatik global, termasuk sanksi.
Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat memberlakukan sanksi baru terhadap Korea Utara pada hari Sabtu (6/8/2017) waktu setempat.
Namun Trump mengeluarkan peringatan kuatnya untuk Korea Utara dalam komentar kepada wartawan di New Jersey pada hari Selasa.
"Korea Utara tidak melakukan ancaman lain terhadap Amerika Serikat, mereka akan disambut dengan api dan kemarahan seperti dunia belum pernah melihat," katanya.
Baca Juga: Ups, Google Earth Ungkap Kemewahan Istana Kim Jong-Un
Korea Utara tidak merahasiakan rencananya untuk mengembangkan rudal nuklir yang mampu menyerang Amerika Serikat dan telah mengabaikan seruan untuk menghentikan program senjatanya. [Mirror]