Kontras Sindir Kerja Polisi di Kasus Novel: Cuma Sketsa Doang?

Rabu, 09 Agustus 2017 | 14:59 WIB
Kontras Sindir Kerja Polisi di Kasus Novel: Cuma Sketsa Doang?
Kondisi terakhir Novel Baswedan. (twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - LSM hak asasi manusia, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mempertanyakan penanganan kasus penyiraman air keras ke wajah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan pada 11 April 2017 lalu.

Wakil Koordinator Bidang Strategi dan Mobilisasi Kontras Puri Kencana Putri mengatakan lebih dari 100 hari pascapenyerangan Novel polisi belum bisa menangkap pelaku.

"Ini sudah dua minggu pasca (Kapolri) Tito Karnavian dipanggil Presiden ke Istana. Apa cuma sketsa doang?" ujar Puri saat menggelar konferensi pers bertajuk 'Membaca Kembali Arah Reformasi Polri di kantor KontraS', Jalan Kramat II/7, Kwitang, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2017).

Menurut Puri, kasus Novel membuat Korps Bhayangkara tersandera. Sebab, polisi bisa saja tidak mendapat kepercayaan masyarakat kalau tidak mampu menuntaskan kasus Nevel.

Baca Juga: Ada Saksi Kunci di Pra Rekonstruksi Kasus Novel

"Kalau dia tidak sebut nama (pelaku), kita meradang. Tapi kalau dia sebut nama, di dalam (kepolisan) hancur," kata Puri.

Kemudian, Puri juga meminta Presiden Joko Widodo untuk mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas kasus Novel. Mengingat, Novel bukan kali ini saja mendapat teror.

"Itu menunjukan publik tidak puas kalau kasus tidak segera diusut, publik masih melihat profesionalitas (polri) itu masih rendah modernitas masih minim," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, staf penelitian dan advokasi Kontras Ananto Setiawan menilai belum ada titik terang penanganan kasus Novel oleh kepolisian.

"Yang menyiram saja belum ketahuan apalagi yang menyuruh untuk menyiram Novel dengan air keras," kata Ananto.

Baca Juga: Belajar dari Kasus Munir untuk Ungkap Kasus Novel Baswedan

Ananto menyinggung tindak lanjut polisi setelah merilis sketsa terduga pelaku penyiraman Novel. Menurutnya, hingga kini belum ada kejelasan siapa nama pelaku penyerangan.

"Ini membuktikan serangan ini pelemahan untuk KPK dalam menangani penyelidikan kasus sekandal korupsi yang melibatkan figur jenderal penting Korps Bhayangkara," ucap Ananto.

"(Lambatnya penanganan) kasus ini sebenarnya menjadi puncak kekecewan masyarakat, ketidakpercayan masyarakat sipil pada kinerja polisi hari ini. Kita tahu nggak mungkin Novel diserang air keras tanpa ada bayang-bayang kasus dibelakangnya," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI