Suara.com - Lukisan Patung Liberty—ikon Amerika Serikat—yang terpajang di dalam kantor anggota Kongres dari Partai Demokrat Lou Correa, memicu kontroversi dan kecaman publik.
Pasalnya, seperti yang diberitakan The Washington Post, Selasa (8/8/2017), lukisan yang dipajang di kantor Correa, Santa Anna, California, itu memuat Patung Liberty memakai jilbab khas muslimah.
Lukisan tersebut merupakan karya seorang siswa tingkat atas AS, yang ikut dalam kompetisi seni tahunan. Kompetisi itu sendiri digelar atas inisiasi Kongres.
Lukisan yang dibuat oleh siswi tersebut sebenarnya tidak bermasalah dalam aspek artistik. Namun, bagi politikus kubu konservatif, lukisan siswa tersebut dianggap tidak memenuhi standar etiket.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Wajah Saya seperti Ini kok Dibilang Diktator
”We The People”, organisasi kemasyarakatan, adalah pihak yang kali pertama mempersoalkan keberadaan lukisan tersebut.
Mereka lantas meminta Correa mencopot lukisan tersebut, karena dinilai melanggar konstitusi AS yang sekuler atau memisahkan negara dengan urusan agama masyarakat.
“Memajang lukisan seperti itu di kantor bagi anggota Kongres adalah tidak beretiket, tak profesional, dan cenderung menunjukkan sikap ofensif,” tegas seorang aktivis ”We The People” bernama Mike McGetrick.
Selain itu, kata dia, lukisan itu tampak tak sesuai dalam aspek artisik dengan pesan aestetis Patung Liberty sendiri.
Baca Juga: Gelandangan Gangguan Jiwa Lahirkan Bayi, Diazankan Bupati
”Patung Liberty memegang suar terang tanda pencerahan dan kebebasan secara erat. Tapi, di lukisan itu, perempuan Dewi Kebebasan memegang suar itu secara canggung, sehingga membuat orang yang melihatnya tak mengerti maksudnya,” tukas Mike.
Kontroversi lukisan itu semakin membahana setelah Sarah Palin, mantan Gubernur Alaska dan eks calon wakil presiden Partai Republik, mengunggah foto lukisan itu ke media sosial Twitter.
“Lukisan ‘Patung Liberty’ yang ditemukan di kantor anggota Kongres, suatu tempat yang tak biasa,” tulis Palin sebagai keterangan foto.
Meski mendapat kecaman, Correa berkukuh tak mau mencopot lukisan tersebut. Sebab, lukisan itu tidak bermasalah dari segi hukum.
”Coba lihat lebih positif, lukisan itu menggambarkan warga Muslim yang bangga menjadi seorang Amerika,” tegasnya.