PKB Tuding Full Day School Rusak Tradisi Pesantren

Senin, 07 Agustus 2017 | 15:40 WIB
PKB Tuding Full Day School Rusak Tradisi Pesantren
Acara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta. [Suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Partai Kebangkitan Bangsa mengadakan Halaqoh Kebangsaan bertajuk "Peran Strategis Madrasah Diniyah Dalam membangun Karakter Bangsa". Dalam acara yang berlangsung di Hotel Acasia Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat ini PKB dengan tegas menolak kebijakan full day school (FDS).

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar khawatir dengan peraturan yang sudah dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah diterapkan akan menghilangkan peran masyarakat.

"Full day school yang diterapkan dan akan dipaksakan itu sangat berbahaya dan mengganggu apa yang sudah dibangun oleh kiai, ulama, dan pesantren kita di daerah," ujar Muhaimin di Hotel Acasia Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (7/8/217).

Baca Juga: PKB Minta Polisi Tindak Tegas Pembakar Zoya

Politikus yang akrab disapa Cak Imin ini berharap kebijakan full day school yang sudah diterapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di pesantren/madrasah di beberapa daerah ini bisa dihentikan.

"Kita semua warga nahdliyin menolak full day school. Warga nahdliyin menolak keseragaman melalui (aturan) Mendikbud. Full day school atau lima hari sekolah akan meresahkan, merusak tradisi," kata Cak Imin.

Kemudian, Sekretaris Jenderal DPP PKB Abdul Kadir Karding ini menilai kebijakan full day school akan berdampak pada menurunnya gerakan pendidikan yang dikelola oleh masyarakat di pondok pesantren dan madrasah.

"Mudah-mudahan pada halaqoh ini kita semua bisa dorong pemerintah mengikuti keingin masyarakat menolak atau mencabut full day school," kata Karding.

Baca Juga: PKB Takut Konsentrasi Jokowi Terganggu karena Dukungan ke Pilpres

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI