Suara.com - Israel berencana menutup kantor perwakilan media massa berpengaruh Qatar, Al Jazeera, di negaranya. Mereka juga bakal melarang jurnalis Al Jazeera beraktivitas di daerah otoritas mereka.
Rencana tersebut, seperti dilansir Jerusalem Online, Senin (7/8/2017), diutarakan oleh Menteri Komunikasi Israel Ayoub Kara dalam konferensi pers, Minggu (6/8) malam.
“Rencana ini akan diterapkan segera, untuk menunjukkan sikap kami menentang terorisme, Islam Radikal, dan solidaritas terhadap negara-negara Arab yang waras,” kata Kara.
Baca Juga: Melawan saat Digerebek, BNN Tembak Mati Warga Malaysia
Ia menjelaskan, rencana penutupan kantor Al Jazeera tersebut mengikuti desakan sejumlah negara di semenanjung Arab yang juga meminta Qatar menutup kantor pusat media tersebut.
Negara-negara Arab yang menuntut penutupan Al Jazeera ialah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain. Mereka mengajukan hal itu sebagai prasyarat mengakhiri blokade dan pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar.
”Kami berharap parlemen mendukung rencana pemerintah, sehingga penutupan Al Jazeera bisa dilakukan secepat-cepatnya,” tandas Kara.
Al Jazeera dalam keterangan resminya di Doha, Qatar, mengecam rencana Israel tersebut.
”Kami akan memantau perkembangan rencana itu. Kalau perlu, kami akan menempuh jalur hukum,” demikian kutipan pernyataan tersebut.
Baca Juga: KPK OTT di Pamekasan, Fahri: Dikasih Meriam Cuma Tembak Perkutut
Selain itu, Al Jazeera juga membantah tidak profesional saat wartawannya meliput aksi bentrokan di kompleks Masjid Al Aqsa beberapa waktu lalu. Tuduhan tidak profesional itu merupakan pangkal dari kemarahan Israel.