Mengangkat bangkai binatang penuh belatung merupakan hal yang sudah biasa bagi Abdul dan teman-temannya. Namanya juga sudah menjadi tugas, dia menjalaninya dengan penuh tanggungjawab.
"Mau nggak mau kita angkat. Nggak terasa jijik soalnya udah terbiasa. Belatung. Biasa saja. Karena udah sering ketemu begitu-gituan," ujarnya.
Abdul sudah menjadi petugas bagian penanganan sampah sekitar 23 tahun. Dia punya pengalaman tentang persampahan di Ibu Kota dari tahun ke tahun.
Dia meminta kesadaran masyarakat Jakarta untuk turut serta mengurangi limbah agar pencemaran tidak semakin parah. Secara khusus, dia meminta masyarakat agar janganlah membuang bangkai binatang ke tempat sampah, tetapi menguburkannya langsung.
Baca Juga: Mau Naik Haji, Rizieq Batal Pulang, Nanti Sapa FPI Lewat Skype
"Sarannya sadarlah karena bangkai itu membuat suatu penyakit. Mungkin bisa dengan cara di kubur, ya sebelum itu bau. Itu saran saya saja. Jangan dibuang begitu saja. Karena tempat ini kan bukan tempat pembuangan bangkai," ujarnya.
Petugas kebersihan di Jalan Tawakal, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rosdi, juga punya banyak pengalaman menangani sampah.
Saban hari, dia sudah terbiasa melihat bangkai yang penuh belatung. Sama seperti Abdul, Rosdi tidak merasakan itu sebagai menjijikkan.
"Kalau belatung jijik sih nggak karena udah terbiasa kali ya. Kalau takut lebih takut laper daripada belatung," ujar Rosdi.
Setiap kali menemukan bangkai binatang, biasanya Rosdi langsung menguburkannya agar tidak kebawa sampai ke depo.
Baca Juga: Ibunda Tewas Memeluk Tiga Putrinya, Dia Seorang Single Parent
"Kalau bangkai kebanyakan dikuburin. Kalau di suruh saya baru di kuburin. Kalau gak di suruh saya juga kuburin," ujarnya.