200 Ribu Lebih Panel Surya Dipasang di Pulau Terpencil Indonesia

Minggu, 06 Agustus 2017 | 04:08 WIB
200 Ribu Lebih Panel Surya Dipasang di Pulau Terpencil Indonesia
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani didampingi Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Gubernur Bank Indonesia Agus Marto Wardojo memimpin rakor tingkat menteri di Kantor Kemenpo PMK, Jakarta, Selasa (20/6).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menargetkan sebanyak 255.250 panel surya terpasang di daerah pulau-pulau 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) pada tahun 2018.

Di sana akses listrik minim. Selama Indonesia merdeka, penduduk di sana belum menikmati listrik.

"Masih ada sebanyak 2.519 desa di Indonesia setelah 72 tahun merdeka tidak ada listriknya. Target Pemerintah 2017 itu akan dipasang solar panel di seluruh rumah-rumah di desa itu kurang dari 100.000 rumah dipasang dan tahun 2018 ada 255.250 rumah akan dipasang solar panel," kata Menteri ESDM, Igansius Jonan dalam siaran persnya, Sabtu (5/8/2017).

Dalam jangka waktu dua tahun ke depan, pemerintah bertekad untuk dapat menerangi seluruh desa-desa tersebut dengan mengoptimalkan potensi sumber energi setempat, misalnya dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) sesuai dengan arahan melistriki dari Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Guru Ini Tewas Tenggelam saat Berjuang Ngajar di Pulau Terpencil

Wilayah-wilayah yang belum terlistriki umumnya berada Pulau-pulau 3T dan saat ini diperkirakan masih ada 11.000 desa yang memiliki fasilitas listrik sekedarnya saja.

"Melistriki desa-desa yang belum berlistrik memerlukan empati besar, untuk berbagi rasa dengan semua anak bangsa itu," ujar Jonan.

Ia mengatakan desa-desa yang tidak berlistrik dan berlistrik sekedarnya saja itulah yang akan "dikejar" pemerintah agar dapat teraliri listrik agar tidak terjadi ketimpangan yang mengakibatkan timbulnya kecemburuan sosial.

"Tahun 70-an Pak Harto meresmikan jalan tol Jagorawi, itu orang yang tinggal di Papua, yang tinggal di Pulau Seram, di Maluku, di Miangas di Pulau Rote enggak tau ada jalan tol Jagorawi di Jakarta, sekarang di Jakarta ada apapun juga itu dipotret pake handphone dikirim pakai WA selesai. Karena teknologi informasinya kini luar biasa, ini bisa menimbulkan kecemburuan sosial yang luar biasa," kata Jonan.

"Maka dari itu, program kelistrikan nasional ini mati-matian harus dilakukan oleh pemerintah, paling kurang itu bisa menikmati listrik dengan yang dibutuhkan. Karena listrik ini adalah peradaban, kalau tidak ada listrik itu peradabannya pasti pelan ," kata Jonan. (Antara)

Baca Juga: Indosat Punya "Misi" Kirim Karyawan ke Daerah Terpencil

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI