Suara.com - Para menteri luar negeri Asia Tenggara pada Sabtu (5/8/2017) menyampaikan kecemasan mengenai ketegangan yang meningkat di semenanjung Korea terkait dengan pengujian peluru kendali jarak jauh oleh Korea Utara. Mereka menilai jika ketegangan itu tak juga berakhir, perdamaian dunia bisa terancam.
Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyeru Korea Utara agar mematuhi resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai program nuklirnya dan memberi sumbangsih positif bagi perdamaian regional.
Pernyataan itu dikeluarkan terpisah, tidak dimasukkan dalam Komunike Bersama ASEAN sebagaimana biasa dibuat pada akhir peertemuan para menlu itu.
Menyusul pertemuan tersebut adalah Forum Regional ASEAN (ARF) yang diselenggarakan tiap tahun. Sebanyak 27 menlu termasuk dari Rusia, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, China dan Korea Utara -- akan bertemu untuk membahas isu-isu keamanan Asia.
Baca Juga: AS Tolak Permohonan Visa Imigrasi Puluhan Warga Yaman dan Iran
"Kami dengan tegas menyeru (Korea Utara) sebagai peserta Forum Regional ASEAN, untuk secara positif memberi sumbangsih mewujudkan visi ARF memelihara Asia-Pasifik sebagai kawasan perdamaian yang langgeng, stabilitas, persahabatan dan kemakmuran," demikian pertemuan para menlu ASEAN di Manila dikutip dari Antara.
Korea Utara bertekad mengembangkan rudal yang dengan hulu ledak nuklir mampu mencapai AS. Para pejabat di Washington menyatakan pengujiannya yang paling akhir sepekan lalu menunjukkan rudal itu mungkin bisa mencapai sebagian besar AS.
China telah mendesak semua negara yang terlibat dalam kebuntuan itu agar tetap tenang dan menahan diri ASEAN tak menunjukkan sikap lebih keras atas Korea Utara.
Negara-negara ASEAN telah menyatakan hal itu sulit karena para anggotanya tidak mempunyai hubungan substanstif dengan Korea Utara.
Menlu Filipina Alan Peter Cayetano, yang mengetuai pertemuan-pertemuan Manila, mengatakan pada Jumat, ASEAN tidak akan mempertimbangkan mengeluarkan Korea Utara dari ARF. Dia menyatakan lebih baik punya dialog dan memanfaatkan peluang yang jarang dimana para pihak yang terlibat dalam isu itu bertemu bersama.
Baca Juga: Komika Acho Dijerat Kasus Fitnah Gara-gara Curhat di Blog
"Ada pandangan bahwa bagaimana kita mendengar mereka atau menghadapi mereka (Korea Utara) jika mereka tidak berada di sana," katanya.