Suara.com - Fitriana (39) meninggal dalam kebakaran yang melalap rumahnya di Jalan Semangka III, RT 10, RW 7, Keluarhan Jatipulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat pada Jumat (4/8/2017). Dia meninggal bersama tiga anaknya Salsa (8), Kinara (4) dan Tiara (4). Kepergian Fitriana menyisakan sejumlah cerita yang kemudian diungkap para tetangga.
Menurut cerita salah satu tetangga Fitriana, Purkon, pada hari Kamis (3/8/2017) Fitriana sempat membicarakan hal yang aneh. Kata Purkon, saat sedang bercakap-cakap dengan tetangga di sekitar rumahnya, ibu yang akrab disapa Fitri itu mengatakan hendak membeli rumah baru.
"Hari Kamis masih ngobrol dengan orang-orang di warung itu, dia bilang ingin membeli rumah baru, tapi rumah itu hanya diberi kuncinya," kata Purkon saat ditemui Suara.com di lokasi kebakaran, Sabtu (5/8/2017).
Mendengar kalimat yang diucapkan oleh ibu tiga anak tersebut, ibu-ibu yang mendengarnya pun melarangnya. Namun, larangan tersebut dipertanyakan oleh Fitri.
"Nggak boleh ngomong begitu. Emang kenapa? Kata si Almarhumah tanya ke Ibu-ibu di situ," ujar Purkon meniru percakapan Fitri bersama dengan ibu-ibu tersebut.
Menurut Purkon, apa yang disampaikan Fitri kemungkinan ada kaitannya dengan musibah yang menimpanya keesokan hari. Sebab, pada Jumat siang, Fitri dan tiga anak-anaknya meninggal karena rumahnya dilalap api.
"Itu dia bilang sekira jam 3 hari Kamis, dan kemarin siang pas lagi solat itu terjadi," kata Purkon.
Lebih lanjut Purkon menceritakan kronologis kejadian nahas tersebut. Kata dia, sebelum kejadian, Fitriana sempat ngborol dengan teman dekatnya, Rosita. Namun, setelah itu, dia kembali ke rumah. Saat itu kebakaran sudah terjadi.
"Sebelum itu kan dia di sini, di warung, ngobrol dengan Rosita, pas balik ke rumah, sudah ada api, mungkin dia teriak-teriak, tapi nggak ada yang dengar," katanya.
Orang-orang yang berusaha memadamkan api, menurut Purkon, tidak tahu kalau di dalam rumah masih ada orang.
"Pada saat itu, orang hanya fokus untuk padamkan api, agar tidak membesar. Orang tidak tahu di dalam rumah ada orang, mungkin kalau tahu, orang lain pasti masuk ke dalam untuk selamatin mereka," kata Purkon.
Diketahui, keempat jenazah korban tersebut ditemukan di dalam kamar mandi rumah. Purkon menduga, kemungkinan mereka masuk ke dalam kamar mandi karena merasa tempat itu aman untuk berlindung.
"Di dalam kamar mandi kan ada air, mungkin itu alasan sehingga mereka lari ke dalam situ," tutup Purkon.