Kesaksian Istri Marbot Sebelum Zoya Dibakar Hidup-hidup

Jum'at, 04 Agustus 2017 | 20:40 WIB
Kesaksian Istri Marbot Sebelum Zoya Dibakar Hidup-hidup
Musala Al Hidayah, Kampung Cabang 4, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sumiyati tak menyangka warga begitu tega mengeroyok dan membakar hidup-hidup warga Kampung Jati, Cikarang Kota, Cikarang Utara, Muhammad Al Zahra alias Zoya (30), karena dianggap mencuri satu unit amplifier di musala Al Hidayah, Kampung Cabang 4, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, pada Selasa (1/8/201), jam 16.30 WIB.

Sumiyati merupakan istri dari Rojali, marbot musala Al Hidayah yang menjadi saksi kasus tersebut.

"Ya Allah sampai dibakar begitu, kan kita ngenes ya. Pas dia maling kita geregetan yak, pas dibakar kita ngenes, apalagi istrinya lagi hamil ya. Kita kasihan ya. " kata dia. Istri dari Zoya bernama Siti Zubaidah (25).

Sumiyati mengatakan warga sekitar memang selama ini sudah kesal dengan banyaknya pencurian di kampung, mulai dari telepon seluler sampai uang. Begitu menemukan sasaran, mereka begitu nafsu untuk menghajar.

"Memang di Muara itu sering yang kehilangan handphone, duit, gitu katanya. Jadi pada gerang, emosi kali," kata Sumiyati.

Ketika kejadian berlangsung, Sumiyati sedang menyiapkan acara haul di rumahnya.

Amplifier musala raib pertamakali diketahui oleh paman dari Sumiyati yang bernama Zainul. Saat adzan Azhar amplifier itu masih ada karena alat pengera suara masih berfungsi, tetapi setelah Azhar, ternyata sudah tidak ada.

Setelah diperiksa, ada bekas potongan kabel di tempat amplifier. Kejadian itu diketahui persis tak lama setelah Zoya keluar dari musala.

Zoya datang ke musala sebentar. Dia sempat mengambil wudlu dan melaksanakan salat Ashar.

"Dianya sih sempet salat. Suami saya ada juga di situ lagi nyiram-nyiram, tapi orangnya pas salat di sini, nggak misi-misi, nggak ada terima kasihya, langsung pergi aja , " kata Sumiyati.

Itu sebabnya, Rojali langsung menduga Zoya pelakunya.

"Pas tahunya mau tes amplifiernya hilang, dan orangnya sudah pergi. Akhirnya dicurigai dia (Zoya). Karena suami saya kenal wajahnya, orang papasan. Sehabis itu dikejar, dan benar ada barang buktinya. Langsung dilihat amplinya emang benar ampli sini, paling gede ampli dari sini, dimotornya ada tiga mereknya toa, yang lainnya kecil-kecil," kata dia

Ketika Rojali menanyakan soal amplifier di Jembatan Sasak Muara, katanya, Zoya membantahj, lalu lari.

Singkat cerita, kasus tersebut mengundang perhatian warga.

Zoya lari dengan cara menyeburkan diri ke sungai, kemudian dia berhasil diamankan warga seberang sungai.

Sumiyati mengatakan suaminya tak menyaksikan ketika Zoya dibakar warga.

Namun, kata Sumiyati, Rojali sempat meminta tolong kepada warga agar jangan menghakimi Zoya, tetapi lebih baik dibawa ke balai desa. Rojali, kata Sumiyati, ketika itu tak tega melihat Zoya dikeroyok warga.

"Suami saya, pas dia (Zoya) dibakar sudah balik ke rumah, pas masyarakat sudah banyak, katanya dia sudah nggak nyanggup. Dia sempat bilang begini juga, ada yang kenal, tolong amanin itu, kasihan gitu, bapak nggak tega. Bapak sempat pesen gitu, tolong di bawa ke Balai desa, jangan sampe dikroyok massa. Orang banyak banget massanya," kata Sumiyati.

Zoya tukang service barang bekas

Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi, Komisaris Besar Asep Adi Saputra mengatakan kasus tersebut sedang diselidiki polisi.

"Kalau lihat identitasnya dia wiraswasta, tapi hari-hari dia betul sebagai teknisi atau tukang service alat-alat elektronik," katanya.

Asep mengatakan petugas sudah menemui keluarga Zoya di Cikarang.

"Saya kira tindakan ini juga tidak dibenarkan. Main hakim sendiri namanya. Tidak boleh begitu. Karena apapun orang mempunyai hak asasi tidak boleh diperlakukan sepeti itu," ucap Asep.

Asep mengatakan polisi akan mengusut kasus tersebut dengan mencari keterangan dari pelaku pengeroyokan dan pembakaran.

"Pelaku pengeroyokan sedang kita selidiki. Prosesnya mulai penyelidikan dulu siapa saja yang mengetahui peristiwa tersebut. Tidak boleh main hakim sendiri, apalagi tindakan yang tidak punya rasa kemanusiaan," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI