Situasi Seram Jelang Zoya Dibakar Hidup-hidup, Teriak Tak Salah

Jum'at, 04 Agustus 2017 | 17:37 WIB
Situasi Seram Jelang Zoya Dibakar Hidup-hidup, Teriak Tak Salah
TKP kasus warga dibakar hidup-hidup di Kecamatan Babelan [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemilik toko sendal bernama Noval Putra (22) menjadi saksi ketika warga Kampung Jati, Desa Cikarang Kota, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, bernama Muhammad Al Zahra alias Zoya (30), dikeroyok dan dibakar hidup-hidup oleh warga karena dituduh mencuri satu unit amplifier di musala Al Hidayah, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, pada Selasa (1/8/201), sekitar jam 16.30 WIB.

Ketika itu, Noval sedang menjaga toko. Dia melihat Zoya diarak ratusan warga dari arah jembatan Sasak Muara, perbatasan Desa Suka Wangi dan Desa Sukatenang. Di selokan kering yang tak jauh dari depan toko sendal milik Noval, Zoya dihajar habis-habisan.

"Yang saya lihat, dia dibawa sama warga, katanya mau dibawa ke balai desa. Karena warga sudah kesel, jadi emosi massa. Dia dikeroyok, dipukul pakai balok kayu. Kepolisian juga telat datang," ujar Noval.

Ketika itu, jalan raya sekitar tempat kejadian perkara menjadi macet karena penuh orang.

Noval tak melihat secara persis ketika Zoya dibakar. Tetapi, dia mendengar ada warga yang memprovokasi, tetapi tokoh warga berusaha menenangkan dan berusaha mengajak agar masalah ini diselesaikan di balai desa.

Tapi saran tersebut tak digubris oleh warga yang sudah emosi.

"Banyak warga yang teriak 'bakar aja.' Sempat ada yang mau amanin, tapi kalah jumlah. Banyak banget orangnya sekitar lebih dari 500-an. Pas waktu dibakarnya, saya nggak berani lihat," kata dia.

Noval mendengar Zoya berusaha meyakinkan bahwa dirinya bukan maling amplifier. Tapi, warga tak mau mendengarnya.

"Dia (pelaku) bilang kalau nggak maling. 'Saya nggak maling,' dia seringnya bilang itu. Dijawab sama warga. 'Maling mana ada yang mau ngaku.' Ibaratnya barang bukti di motornya gimana," kata pria asal Bengkulu.

Noval mengatakan warga selama ini memang sangat dendam dengan yang namanya maling. Sebab, daerah setempat sering terjadi kasus pencurian.

"Karena di sini banyak yang hilang, makanya pada emosi warga sini," tuturnya.

Melihat kejadian bertambah seram, Noval kemudian menutup toko. Saat itu, dia belum melihat ada polisi datang dan itu menambah ketakutan.

"Warung-warung pada tutup karena ramai, saya juga tutup. Ngeri saya. Takutnya ricuh atau gimana karena banyak massanya," kata dia.

Sampai akhirnya, terjadilah pembakaran yang mengakibatkan Zoya meninggal dunia.

"Polisi datang jam enam sorean, sebelum Maghrib, datangnya telat. Sudah dihubungin sama mandor (tokoh wilayah sini) dan pas polisi kesini sudah hangus , sudah mati," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI