Jokowi Evaluasi Keja 2 Menteri Ini di Rapimnas Hanura

Jum'at, 04 Agustus 2017 | 16:01 WIB
Jokowi Evaluasi Keja 2 Menteri Ini di Rapimnas Hanura
Presiden Joko Widodo bersama dengan Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta dan Ketua Dewan Pembina Partai Hanura, Wiranto mengahdiri acara pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-1 Partai Hanura di Kuta, Bali, Jumat (4/8).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo menyinggung nama dua kementerian terkait k‎inerja dan capaian target kabinetnya. Dua kementerian ini diharapkan bisa bekerja lebih baik dalam pembangunan sumber daya guna menghadapi perubahan dunia global.‎

Hal itu dikatakan Jokowi saat memberikan sambutan pembukaan acara rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Hanura di The Stones Hotel, Kuta Bali, Jumat (4/8/2017).‎

"Saya sudah menyampaikan kepada Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan). Misalnya agar kita ini memiliki sebuah fleksibilitas sehingga bisa merespon setiap perubahan-perubahan yang ada di dunia Mendikbud (pendidikan)," kata dia.

"Menristekdikti (Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi) itu harus sangat responsif terhadap perubahan-perubahan yang ada di global maupun perubahan-perubahan yang kita hadapi di negara kita," tambahnya.‎

Baca Juga: Muhaimin: PKB Tak Ikut-ikutan soal Reshuffle

Dia mencontohkan, kondisi pendidikan vokasi dan jurusan saat ini sangat monoton. Sekolah Menengah Kejuruan, misalnya, kata Jokowi masih terlalu linear dan belum berani membuka peluang jurusan baru.‎

SMK hanya berkutat pada jurusan bangunan, listrik, dan mesin. Kata Jokowi, SMK bisa berpeluang membuka jurusan animasi, video atau ritel yang lebih berguna dalam menyikapi perubahan global ini.‎

Sedangkan untuk perguruan tinggi, puluhan tahun hanya jurusan itu-itu saja, seperti jurusan hukum, ekonomi sosial politik. Jokowi mengatakan, perlu ada terobosan terhadap perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia, misalnya jurusan retail platform, human resourcement, dan logistik.

"Tidak pernah kita berani detail masuk ke hal yang dibutuhkan sekarang ini. Kita terlalu linier, terlalu rutinitas, padahal perubahan-perubahan ini sangat cepat sekali. Kalau kita tidak mau berubah seperti ini, sangat berbahaya sekali kita kalah dalam persaingan-persaingan global," tuturnya.

Baca Juga: Reshuffle Harus Dilakukan Juli Ini atau Tidak Sama Sekali

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI