Nyaris Ditabrak Pemotor, Sandiaga Uno Minta Ini ke Polisi

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 03 Agustus 2017 | 14:42 WIB
Nyaris Ditabrak Pemotor, Sandiaga Uno Minta Ini ke Polisi
Sandiaga Uno temukan lubang [Twitter @Sandiuno]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta Sandiaga Uno mengakui nyaris menjadi korban tabrakan ketika tengah asyik lari di pematang jalan atau trotoar ibu kota.

Karenanya, Sandiaga meminta setiap pihak mendukung program Bulan Tertib Trotoar yang dicanangkan Gubernur DKI Gatot Saiful Hidayat selama bulan Agustus 2017.

"Kita dukung bulan Tertib Trotoar, saya kemarin bicara sama Kadis UMKM agar kerja sama menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di trotoar agar bisa dipakai pejalan kaki, pedestrian," kata Sandiaga di Jakarta Pusat, seperti diberitakan Antara, Kamis (3/8/2017).

Menurut dia, pelaku dunia usaha bisa mencari solusi untuk PKL yang sekarang menjalankan usahanya di trotoar. Misalnya, mencarikan lokasi baru untuk berdagang.

Baca Juga: Banyak Jaksa Ditangkap KPK: Mungkin Pak Jaksa Agung Perlu Waktu

"Nah, untuk pengendara motor terutama juga demikian. Dua hari lalu, saya hampir tertabrak motor di trotoar, saat sedang lari. Saya sepakat bahwa harus ditindak tegas. Saya sepakat harus ada efek jeranya kalau sudah berulang kali, karena hal itu sangat membahayakan," pintanya.

Sandi mengatakan, semua pengguna jalan memunyai hak yang sama, termasuk pejalan kaki. Bahkan, ia mengklaim ‘di mana-mana’ yang paling berhak atas jalan adalah pejalan kaki setelah itu pesepeda, lantas pengendara sepeda motor, barulah pengendara mobil.

"Boleh saja ada rambu, tapi kembali ke disiplin kita, karena itu sangat jelas kok, trotoar itu bukan tempatnya parkir atau jalan pengendara bermotor. Kemarin saya ingat itu, ada motor yang sudah di atas trotoar, ngelawan arah lagi," sesalnya.

Menurutnya, trotoar kerapkali ‘diambilalih’ oleh pengendara sepeda motor dengan alasan sedang memotong waktu perjalanan agar cepat sampai.

Baca Juga: Taliban Terbitkan Majalah Khusus Perempuan, Isinya Kontroversial

“Kalau memang untuk mengejar waktu, disarankan untuk berangkat lebih awal supaya tidak membahayakan. Ini harus ditindak tegas agar ada efek jera,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI