Penghuni Rusun Utang Rp32 Miliar, Warga Diminta Kurangi Merokok

Kamis, 03 Agustus 2017 | 13:07 WIB
Penghuni Rusun Utang Rp32 Miliar, Warga Diminta Kurangi Merokok
Rumah susun Karet Tengsin di Jakarta Pusat, Rabu (18/11/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan menggratiskan biaya sewa unit rumah susun sederhana di Jakarta. Data Juni 2017 Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta mencatat warga yang tunggak bayar sewa rusun mencapai Rp32 miliar.

"Hidup ini sebetulnya tidak bisa semua gratis. Orang hidup itu kan harus kerja. Yang di rusun juga mesti kerja. Ini sudah murah sekali (sewa rusun)," ujar Pelaksana harian gubernur Jakarta Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (3/8/2017).

Saefullah telah melakukan survei penghuni rusunawa di Jakarta. Dari hasil temuannya itu 93 persen penghuni rusun usia produktifnya masih tinggi, sehingga mereka masih bisa untuk bekerja.

"Sekedar untuk berpartisipasi, itu kan sebetulnya bukan sewa, pemerintah masih memberi subsidi. Itu kan sebagai tanggung jawab dari warga negara yang memang harus membantu. Cuma Rp300 ribu kok," kata Saefullah.

Baca Juga: Penghuni Rusun Tunggak Rp32 Miliar, Lulung: Kenapa Dulu Lu Gusur?

Sekretaris daerah Jakarta ini menerangkan, biaya sewa rusun di Jakarta per-bulan hanya sekitar Rp300 ribu. Saefullah kurang yakin warga benar-benar tidak sanggup membayar sewa rusun. Ia kemudian melakukan kalkulasi hitung-hitungan.

"Kalau dia ngerokok sebungkus sehari berapa? Rp22 ribu lho rokok. 10 hari saja udah Rp220 ribu. Kalau 30 hari udah Rp660ribu. Udah lebih (dari biaya sewa)," kata dia.

Saefullah meminta warga rusun yang masih suka merokok untuk mengurangi. Selain dapat menyehatkan badan, warga juga diyakini bisa memiliki uang apabila tidak lagi menghisap rokok.

"Rokoknya dikurangin coba. Saya tidak setuju kalau ini semua dihapus, karena ini sebagai konsekuensi dari perjuangan hidup. Mudah mudahan jadi ibadah juga buat dia," katanya.

Lebih jauh, Saefullah meminta seluruh UPT Rusunawa di Jakarta menagih warga yang belum membayar uang sewa dan memberikan peringatan pada mereka yang masih memiliki tunggakan.

Baca Juga: Warga Relokasi Keberatan Aturan Pemprov DKI Soal Biaya Sewa Rusun

"Semnetara tagur dulu, cicil boleh. Ini kan itikat baik kalau dia mau cicil. Jadi kalau niatnya tidak bayar, itu tidak baik," ucap Saefullah.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan, Penertiban, dan Peran Serta Masyarakat Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta, Meli Budiastuti mengatakan warga yang paling banyak menunggak bayar uang sewa ada di Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Dari 2.380 unit rusun yang terisi, 956 unit di sana belum membayar uang sewa. Jika ditotal, tunggakannya mencapai Rp10 miliar.

"Untuk saat ini yang paling kecil tunggakannya adalah di Rusunawa Jatirawasari (Jakarta Pusat) sebesar Rp19 juta, ada 7 unit penunggak dari 173 unit yang dihuni," ujar Meli kepada Suara.com, Selasa (1/8/2017).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI