Tokoh masyarakat dan warga Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung minta aparat kepolisian dan TNI berani menertibkan peredaran senjata-senjata api ilegal diduga marak di wilayah Kabupaten Mesuji, Lampung, yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan.
Peredaran senjata api secara bebas di wilayah Mesuji, Lampung mupun Mesuji, Sumatera Selatan menurut warga di Mesuji, Kamis, memicu sering terjadi konflik sosial di tengah ketenangan masyarakat Mesuji.
Pada Selasa (1/8/2017) kemarin, tiga orang mengalami luka tembak akibat ricuh masyarakat Mesuji dengan pihak pengamanan PT Prima Alumga, dan ratusan mes kantor serta beberapa kendaraan roda empat terbakar.
"Kejadian itu membuat kami jadi sangat resah. Jangan-jangan peredaran senjata api di Mesuji, Lampung berbatasan dengan Sumatera Selatan sudah sangat marak," ujar tokoh masyarakat setempat Agus Arahap.
Ia berharap Kepolisian Resor Mesuji jangan menutup sebelah mata, dan harus bisa mengusut tuntas kejadian tersebut karena hawatir kejadian serupa sering terulang di kemudian hari.
Senada dengan itu, Kholid (25), warga Kecamatan Mesuji Timur juga mengaku khawatir setelah mendengar ada tiga warga Mesuji yang kritis akibat ditembak. Ia mencemaskan banyak warga sipil yang diduga memiliki senjata api secara ilegal di daerah itu, sehingga memicu konflik serupa.
"Tentu ini bahaya. Kami hidup di Mesuji ingin aman, kalau senjata api beredar di Mesuji jelas kami resah, warga di sini menjadi resah," ujar Kholid lagi.
Dia berharap, pihak kepolisian bisa segera mengungkap kasus tersebut. Apalagi menyangkut nyawa seseorang khususnya warga Mesuji yang mulai resah dengan peredaran senjata api ilegal di kalangan warga sipil diduga berlangsung secara bebas selama ini. (Antara)