Suara.com - Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia Hary Tanoesoedibjo memberikan sinyal mengubah haluan menjadi pendukung Joko Widodo di pemilihan presiden tahun 2019. Bendahara Umum Partai Golkar Robert J. Kardinal tak mempersoalkan sikap Perindo yang selama ini kerap mengkritik pemerintah dan lebih dekat dengan partai-partai yang berada di luar kabinet.
Robert menyambut positif jika Hary Tanoe bergabung bersama Golkar dan partai-partai lain yang sudah lebih dulu mendukung pemerintah. Robert tidak mau terjebak mengomentari kasus hukum yang menjerat Hary Tanoe, tetapi dia mengambil sisi positif dari bertambahnya anggota koalisi.
"Saya tak mau melihat ke sana, urusan politik nggak mungkin dicampur aduk. Positif aja. Lebih banyak lebih bagus, berarti kan mereka menilai pemerintah sekarang bekerja dengan baik terutama Jokowi-Jusuf Kalla," kata Robert di DPR, Jakarta, Rabu (2/8/2017).
"Menurut saya sih sudahlah, mereka memang berseberangan tapi saya kira ini hal positif karena sudah diputuskan, kan berarti kan sudah selesai," ujar Robert.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan mengatakan tidak etis mengomentari latar belakang langkah politik yang diambil partai lain dalam memberikan dukungan.
"Tentu dalam setiap upaya dukungan, dan berkoalisi dengan partai lain pasti mempunyai pertimbangan. Tidak etis kalau kami mengomentari atau mengandai-andai apa yang menjadi dasar pertimbangan menyatakan dukungan. Kita hormati saja," kata Taufik di DPR.
PAN memandang positif jika Hary Tanoe dan Perindro akhirnya bergabung dengan partai pendukung Jokowi.
Bagi Taufik yang terpenting kepentingan rakyat tidak terabaikan.
"Menyangkut dinamika politik, tentunya sebagai hal-hal yang sah-sah saja. Yang penting, jangan lupa, akhir-akhir periode 2 tahun lagi yang menjadi prioritas kerja eksekutif dan legislatif," tuturnya.
PAN sendiri sampai saat ini belum memberikan menyebut nama siapa calon presiden yang akan didukung pada pilpres tahun 2019.