Suara.com - Pamor gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) semakin meredup, setelah posisi mereka kian terjepit di dua front peperangan, yakni Irak dan Suriah. Bahkan, Irak sudah mengumumkan kemenangan atas ISIS.
Namun, tergerusnya kekuatan ISIS tidak lantas dunia bakal aman dari serangan-serangan teroristik. Setidaknya, setelah ISIS meredup, kelompok teroris kawakan Al Qaeda dinilai bakal bangkit.
Kembali bangkitnya Al Qaeda sebagai organisasi teroris nomor satu di dunia seiring dengan kemunculan putra Osama bin Laden, yakni Hamza bin Laden yang diyakini bakal memimpin organisasi itu membalas dendam.
Tidak main-main, Hamza pada Mei 2017 sudah menyebar video propaganda mengenai tekat dirinya. Dalam video itu, Hamza bersumpah akan membalas kematian sang ayah dan melanjutkan perang terhadap Amerika Serikat dan negara-negara lain.
Baca Juga: Tanam Ganja Obati Istri, Fidelis Divonis Penjara dan Denda Rp1 M
Bruce Riedel, peneliti The Brookings Institution, lembaga yang berbasis di AS, mengatakan ISIS yang segerea hancur akan membuka jalan bagi Hamza untuk membangkitkan Al Qaeda.
”Ketika ISIS semakin melemah, Hamza dan Al Qaeda akan bangkit. Hamza akan menjelma seperti ayahnya. Dia akan membangkitkan ’hantu’ Osama bin Laden ke dunia Barat,” tutur Bruce seperti dilansir News.com.au, Selasa (1/8/2017).
Prediksi itu bukan tanpa alasan kuat. Bruce mengungkapkan, banyak surat yang ditemukan Abbottabad, Pakistan, setelah kematian Osama, menyebut Hamza sudah ditunjuk Osama untuk menjadi penerusnya.
Bahkan, dalam surat tersebut, terdapat rencana untuk mengulang aksi teroristik di jantung negara AS, seperti aksi 9/11 WTC.
”Al Qaeda disebut sangat berharap pada Hamza yang meski masih sangat muda tapi dinilai mereka pemimpin kharismatik. Dia diharapkan bisa menyatukan Al Qaeda yang terpecah setelah kematian Osama dan melakukan peperangan baru,” tandasnya.
Baca Juga: Gagas 'Wisata Rumah Sakit', Sandiaga Uno Panen 'Bully'
Sebelumnya, pada Mei 2017, Hamza memublikasikan video dirinya yang menyerukan pengikut Al Qaeda untuk melakukan serangan serentak terhadap warga Yahudi, Amerika Serikat, dan Rusia.
Seruan tersebut disebar melalui rekaman video Hamza yang berpidato selama 10 menit.
"Kalau kalian bisa mengangkat senjata, itu lebih baik. Tapi kalau tidak, kalian punya banyak pilihan untuk berjuang,” tegas Hamza dalam rekaman video yang didapat SITE Intelligence Group dan dirilis CNN, Selasa (16/5/2017).
Ali Soufan, mantan agen FBI yang fokus pada Al Qaeda, menilai Hamza diyakini kekinian sudah berusia 20 tahun. Ia juga tengah dipersiapkan menjadi pemimpin baru Al Qaeda.
Sebagai putra kandung Osama, Hamza dinilai bisa menjadi magnet untuk mempersatukan faksi-faksi Al Qaeda dan militan lain yang terserak setelah kematian sang ayah.
“Hamza mengeluarkan seruan itu untuk menaikkan pamornya. Dia juga tampak ingin membalas dendam atas kematian ayahnya,” terang Soufan.
Ia mengatakan, melalui rekaman video itu, Hamza tampak meniru pesan-pesan lama Osama hingga pada gaya bahasanya.
”Sejumlah sumber mengatakan Hamza seorang pria kharismatik. Dia memunyai kemampuan retorika yang baik untuk anak seusianya,” tandasnya.