Suara.com - Kepolisian Daerah Papua mengklaim penembakan anggota Brimob ke tujuh warga Papua di Kabupaten Deiyai menggunakan peluru karet. Namun penembakan itu menyebabkan 1 orang tewas.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menjelaskan kasus penembakan itu berawa dari penyerangan masyarakat setempat di Camp PT Putra Dewa Paniai yang sedang melakukan proyek pembangunan Jembatan Oneibo, Kampung Bomou, Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai.
Aksi warga itu dilakukan sekitar pukul 14.30 WIT pada 1 Agustus 2017. Kata dia, ada masyarakat yang diduga melakukan penganiayaan terhadap karyawan PT Putra Dewa Paniai.
Kejadian penyerangan berawal di saat sejumlah karyawan perusahaan sedang makan siang. Lalu, datang seorang masyarakat yang berprofesi sebagai guru yang meminta tolong kepada Kepala Tukang, atas nama Yohanis Randa untuk mengantar orang sakit.
Baca Juga: Korban Tewas Penembakan Brimob Papua Bernama Yulius Pigai
Namun, Yohanis Randa menyampaikan permintaan maaf sebelumnya, bahwa ia tidak berani mengantar orang sakit itu, karena kondisinya sudah sekarat. Lalu, guru yang minta tolong kepada karyawan kamp pun memahami alasan Yohanis Randa.
Namun, selang waktu 15 menit, datang seorang pemuda melaporkan ke Kepala tukang bahwa karyawan kamp diminta untuk sementara tidak melakukan aktifitasnya, karena masyarakat sedang berduka.
Tiba-tiba, sejumlah masyarakat langsung menyerang camp PT. Putra Dewa Paniai dan melakukan pemukulan terhadap karyawan. Di saat itu pula, Site Manager PT. Putra Dewa Paniai, atas nama Aldi melaporkan kejadian penyerangan ke anggota Brimob BKO Polsek Tigi.
Atas kejadian itu, Danton Brimob BKO Polsek Tigi, Iptu Aslam Djafar datang melapor ke Polsek Tigi, untuk minta perbantuan anggota, karena kekurangan personil.
Maka, sebanyak 9 anggota Brimob yang dipimpin Kapolsek Tigi Iptu H. M. Raini dan Danton Brimob Iptu Aslam Djafar mendatangi lokasi kejadian dan bernegosiasi dengan masyarakat.
Baca Juga: Sipil Ditembak Polisi, Dewan Adat Papua: Tarik Brimob dari Deiyai
“Namun, lagi-lagi, masyarakat melakukan penyerangan kepada aparat keamanan dengan menggunakan batu dan panah, sehingga aparat keamanan mengeluarkan tembakan peringatan dengan peluru karet,” kata Kamal seperi dilansir KabarPapua, Rabu (2/8/2017).
Dari kejadian itu, mobil patroli Polsek Tigi pecah kaca belakang dan 4 warga terkena peluru karet.
"Masyarakat yang terkena peluru karet masih dirawat di RS Deiyai," ujarnya.
Rencananya, hari ini, Forkopinda Deiyai akan melaksanakan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan masyarakat Kampung Oneibo, guna menyelesaikan masalah itu.