Begini Rasanya 9 Bulan Ayah Tunggu Polisi Usut Kematian Putrinya

Rabu, 02 Agustus 2017 | 12:45 WIB
Begini Rasanya 9 Bulan Ayah Tunggu Polisi Usut Kematian Putrinya
Kasim Efendi, ayahanda Tri Ari Yani Puspo Arum [suara.com/Adi Prasetyo Nugraha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sudah hampir sembilan bulan, kasus kematian misterius mahasiswi Universitas Esa Unggul, Tri Ari Yani Puspo Arum (22), belum berhasil diungkap polisi. Puspo Arum ditemukan meninggal dunia bersimbah darah di rumah kos, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada 9 Oktober 2017.

Keluarga Puspo Arum masih menanti janji polisi mengungkap kasus anaknya. Ayahanda Puspo Arum, Kasim Effendi, tetap berharap kepada polisi.

"Sekarang sih saya pasrah, serahkan semuanya kepada polisi. Saya juga kan nggak punya wewenang apa-apa. Saya percayakan kepada polisi," kata Kasim kepada Suara.com, Rabu (2/8/2017)

Kasim tak pernah bosan untuk menanyakan perkembangan penyelidikan kasus kematian anaknya. Kasus tersebut ditangani anggota Polsek Kebon Jeruk.

"Sekarang saya menunggu-nunggu aja. Yang penting saya terus tanyakan kepada kepolisian," kata dia.

Di hati kecil, ada kekhawatiran kasus anaknya tak terungkap karena tertutup kasus-kasus lain yang sedang ditangani polisi. Dia mengapresiasi media yang tetap menulis berita ini.

"Saya ingatkan kepada polisi. Karena banyak kasus lain takutnya kasus anak saya tertutupi. Mungkin bisa dibantu media, untuk mengingatkan dia (polisi)," kata Kasim.

Suatu hari, Kasim benar-benar takut penyelidikan kasus putri tercintanya tak dilanjutkan karena Kapolsek Kebon Jeruk Komisaris Lambe Patabang Birana dimutasi.

"Saya takutnya itu penyidiknya pada dimutasi pas kapolseknya diganti, terus kasus anak saya jadi terbengkalai," kata dia.

Tetapi, Kasim kembali lega setelah anggota polisi yang diteleponnya pada Selasa (1/8/2017), kemarin, memastikan bahwa kasus tetap dilanjutkan oleh kepala polisi yang baru.

"Ya pak, tetap diusahakan dari kepolisian. Kalau tetap percaya ke saya (polisi), tetap terus kami usahakan pak, walaupun kapolseknya sudah ganti, tetap timnya lanjutin, bapak jangan takut," kata Kasim menirukan pernyataan anggota polisi tersebut.

Dijanjikan

Kasim mengungkapkan dari informasi terakhir yang diterima dari polisi, belum dapat memastikan apakah Puspo Arum dibunuh atau tidak.

"Justru itu kepolisian belum ada kepastian mengarah ke situ (pembunuhan). Jadi polisi juga masih belum tahu, motif pembunuhan ini. Jadi yang disampaikan ke saya, ya lagi dicari, lagi dicari. Janjinya cuma bilang lagi di cari," katanya.

Untuk kepentingan penyelidikan, polisi meminta Kasim untuk menyerahkan buku tabungan Puspo Arum. Dari penelusuran terhadap transaksi keuangan, dipastikan tak ada kaitan dengan kasus atau tak ada transaksi yang mencurigakan.

"Terakhir mereka minta buku tabungan Almarhumah. Saya tanya sih, nggak ada apa-apa di situ. Buku tabungannya saya bawa, saya nanyain gimana, katanya nggak ada hubungannya, nggak ada sangkutpautnya," kata dia.

Kasim berharap kepala kepolisian yang baru dapat segera mengungkap kasus kematian Puspo Arum.

"Saya sangat berharap, apalagi kan sekarang kapolseknya baru ya, lebih gencar lagi menangani hal-hal yang belum terungkap. Kasus ini kan kaya sudah berlalu, karena sudah beberapa bulan kan. Mudah-mudahan dia bisa cepat mengungkapnya. Itu harapan saya," kata Kasim.

Puspo ditemukan meninggal dunia secara tak wajar di kamar mandi indekosnya, Senin (9/1/2017), sekitar pukul 09.00 WIB. Ketika ditemukan, jenazah mahasiswi angkatan 2016 Jurusan Teknik Industri Universitas Esa Unggul tersebut terdapat luka tusukan di leher dan sayatan di tangan.

Luka sayatan di tangan dicurigai sebagai bentuk upaya perlawanan.

REKOMENDASI

TERKINI