Suara.com - Rudi (37), pengojek, mengakui masih kaget saat mengetahui rumah nomor 5 di Jalan Sekolah Duta Raya, Pondok Indah, Jakarta Selatan, digerbeek aparat Bareskrim Mabes Polri bersama kepolisian Tiongkok, Sabtu (29/7) akhir pekan lalu.
Ia mengakui, seringkali mangkal menunggu penumpang di depan rumah yang ternyata markas 29 warga Tiongkok yang mengendalikan aksi penipuan serta pemerasan terhadap pejabat negeri “Tirai Bambu” tersebut.
"Saya sama sekali tidak menyangka. Sebabnya, rumah itu selalu sepi. Saya sering mangkal di depannya. Saya lebih sering melihat sopirnya saja, Ade,” kata Rudi kepada Suara.com, Selasa (1/8/2017).
Baca Juga: Pembongkaran Bangunan Liar Taman BMW
Selama menjadi pengojek pada empat tahun terakhir, Rudi menuturkan rumah tersebut baru disewa oleh warga negara asing dalam setahun ke belakang.
Namun, Rudi menuturkan tak pernah melihat WNA penyewa rumah tersebut. Ia hanya beberapa kali bertemu dengan sopir si penyewa, yakni yang dikenalnya sebagai Ade.
“Hanya Ade saja yang sering saya lihat. Soalnya, dia sering minum kopi dari pedagang keliling bareng dengan saya di depan rumah itu,” tukasnya.
Meski si penyewa mempekerjakan Ade sebagai sopir, Rudi menuturkan jarang tampak mobil keluar-masuk rumah tersebut.
"Tidak ada aktivitas kok. Padahal di situ ada dua mobil, Toyota Avanza berwarna hitam dan satu lagi berwarna putih,” terangnya.
Baca Juga: KPK Punya Hak Terbatas di Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan
Ia mengakui sempat mempertanyakan jumlah WNA yang tinggal di rumah tersebut kepada Ade. Si sopir mengatakan ada tiga orang penghuni, yakni seorang lelaki, istri, dan anak.