Suara.com - Ketua RT 03 RW 10 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Wisnu Broto menceritakan situasi sesaat setelah penyidik KPK, Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tidak dikenal, pada 11 April 2017 lalu.
Kata Wisnu, usai salat Subuh di Masjid Al-Ihsan yang tidak jauh dari rumahnya, Novel pulang terlebih dahulu. Sementara jamaah lainnya masih berdzikir di dalam masjid.
"Kita sendiri waktu kejadian kan nggak tahu. Saya masih di masjid. Novel itu pulang duluan karena mau kerja. kita masih dzikir. Tiba-tiba kita dengar orang teriak, bukan minta tolong, Tapi teriak kesakitan," kata Wisnu saat ditemui di rumahnya, Selasa (1/8/2018).
Mendengar teriakan Novel, jamaah yang masih berada di masjid tidak langsung bergegas keluar, melainkan saling tatap satu sama lain dan mengira ada warga sekitar yang bertengkar.
Baca Juga: Cerita di Balik Sketsa Terduga Penyiram Novel Baswedan
"Kita saling pandang. Itu suara siapa sih. Karena waktu teriak itu kita tidak kenal suara Novel. Kan orang sini ya pasti tahu suara Novel. Tapi saat itu kita kira ada tetangga yang tengkar atau ada kucing berantem gitu," ujar Wisnu.
Kata dia, teriakan itu tiba-tiba sudah tepat di depan masjid. Lalu kemudian seorang jamaah keluar dan mengecek suara teriakan tersebut.
"Anu, pak Novel Baswedan yang teriak. Nggak tahu itu kenapa. Barulah orang di masjid semuanya keluar. Dan kita panik banget saat itu," tutur Wisnu.
Sambil mencuci wajahnya yang terbakar akibat air keras, Novel terus mengerang kesakitan.
"Akhirnya ada perkataan dari dia, 'saya di siram air keras oleh orang jahat. Tolong bawa ke rumah sakit'," kata Wisnu.
Baca Juga: Penjagaan di Sekitar Rumah Novel Baswedan Diperketat
"Baru kita ada yang lari cari mobil. Mobil saya di sini itu siap, tapi keburu sudah ada mobil tetangga lain. Termasuk Pak Hasan Imam yang membawa ke rumah sakit. Saya juga ikut waktu itu," Wisnu menambahkan.
Seperti diketahui, pada 11 April 2017 yang lalu, selepas salat subuh di Masjid Al-Ihsan, Novel diserang oleh dua orang tidak dikenal dengan cara disiram air keras ke wajahnya. Meskipun Novel sempat menjalani perawatan di Singapura, hingga kini mata kiri Novel belum bisa melihat akibat terkena air keras tersebut.
Kasus sudah berjalan hingga tiga bulan lebih, namun hingga saat ini pelakunya belum juga ditangkap. Perkembangan terakhir, Polisi merilis sketsa wajah orang yang diduga sebagai pelaku atau orang yang dicurigai sebagai pelaku.