Suara.com - Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta mencatat total tunggakan penghuni rumah susun sederhana sewa di Jakarta mencapai Rp32 miliar. Data itu diperoleh hingga Juni 2017.
Kepala Bidang Pembinaan, Penertiban, dan Peran Serta Masyarakat Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta, Meli Budiastuti, mengatakan penghuni yang paling banyak tidak membayar uang sewa ada di Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
"Tunggakan rusun terbanyak ada di lokasi yang jumlah unitnya paling banyak dalam satu lokasi yaitu Rusunawa Marunda, ada 2.580 unit, terisi 2.380," ujar Meli kepada Suara.com, Selasa (1/8/2017).
Khusus di rusunawa Marunda, 956 penyewa rusun di sana belum membayar uang sewa. "Yang nunggak 956 unit dengan total tunggakan sampai dengan Juni 2017 sebesar Rp10 miliar," katanya.
Baca Juga: Warga Rumah Susun di Jakarta Menunggak Bayar Rp32 Miliar
Meli menjelaskan, dari 23 lokasi rusunawa yang dimiliki pemerintah DKI, pasti ada penghuni yang belum membayar sewa.
"Semuanya ada tunggakan, karena bila di bulan kedua tidak ada dana yang dapat didebit oleh bank DKI untuk pembayaran sewa bulan yang lalu, maka sudah masih kategori tunggakan," kata dia.
Seluruh penghuni rusunawa di Jakarta sudah diwajibkan membuka rekening bank DKI. Sebab, pemerintah telah menerapkan sistem auto debet dan cashless.
"Pembayaran sewa sudah auto debet dari rekening masing-masing penghuni dengan jangka waktu pendebetan dari tanggal 1 sampai dengan 20 setiap bulannya. Jadi kalau sampai dengan tanggal 21 pada bulan tersebut tidak ada saldo yang cukup maka sudah masuk kategori menunggak," katanya.
Untuk diketahui, tunggakan tersebut naik Rp6 miliar apabila dibandingkan dengan data Januari 2017. Pada awal tahun lalu tunggakan di 23 lokasi rusunawa hanya sekitar Rp26 miliar.
Baca Juga: Cium Pipi, Niniek Minta Anies Gratiskan Rumah Susun Tambora